408 WNI Gabung ISIS Sepanjang 2015

Badrodin mencatat 45 WNI diduga tewas di Suriah lantaran ikut bertempur memperjuangkan ISIS.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 29 Des 2015, 17:38 WIB
Diterbitkan 29 Des 2015, 17:38 WIB
20151229-Kapolri Badrodin Haiti Ungkap Hasil Kerja Polri Selama 2015-Jakarta
Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti memberikan keterangan pencapaian kinerja selama 2015 di Mabes Polri Jakarta, Selasa (29/12/2015). Menurut Badrodin, mendatang tantangan Polri akan meningkat terkait pelaksanaan MEA. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Polri mencatat, ada 408 Warga Negara Indonesia (WNI) terindikasi bergabung dengan kelompok radikal ISIS selama 2015. Mereka diduga kuat memilih bergabung dengan ISIS lantaran terpengaruh doktrin yang disebarkan lewat internet.

"Oleh karena itu, propaganda-propaganda di internet, di saluran-saluran media yang dilakukan itu bisa berbahaya. Setiap orang, bisa saja terpengaruh oleh faktor-faktor itu," kata Kapolri Jenderal Badrodin Haiti dalam acara Refleksi Akhir Tahun Kinerja Polri di aula Rupatama Mabes Polri, Jakarta, Selasa (29/12/2015).

Menurut Badrodin, alasan utama ratusan WNI tersebut bergabung ke Suriah terkait dengan keyakinan. Ada juga terpengaruh iming-iming dan janji hidup lebih baik bila bergabung dengan ISIS.

"Tentu motivasi-motivasi seperti itu tidak menutup kemungkinan. Sebagian besar karena keyakinan. Tetapi ada juga yang kita temukan, orang tersebut telah kembali ke Indonesia. Dia merasa hidup di sana (Suriah) tidak benar, dijanjikan mendapatkan sesuatu, tetapi selama dia tinggal di sana tidak mendapat apa-apa," terang Badrodin.

Selain itu, Badrodin mencatat 45 WNI diduga tewas di Suriah lantaran ikut bertempur memperjuangkan ISIS. Sementara 47 WNI telah kembali ke Tanah Air.

"Yang berencana berangkat ke Suriah 70. Sementara ada sekitar 1.085 orang di Indonesia yang terindikasi pendukung dan simpatisan ISIS. Ini sedang kami pantau pergerakannya," ungkap Badrodin.

Oleh karenanya, mantan Kapolda Jawa Timur itu mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tidak melihat atau membaca artikel ataupun propaganda yang dilancarkan ISIS lewat apapun. Sebab, sudah banyak WNI yang turut serta bergabung dan berangkat ke negara konflik tersebut.

"Lebih bagus, kita tidak membaca, daripada terpengaruh," tandas Badrodin.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya