Tahun Baru dan Titah Sultan Yogya

Pagi itu adalah Kamis terakhir di 2015, saat Keraton Yogyakarta tiba-tiba ditutup.

oleh Ahmad Romadoni Yanuar HDewi DiviantaEka Hakim Dhimas Prasaja diperbarui 01 Jan 2016, 00:14 WIB
Diterbitkan 01 Jan 2016, 00:14 WIB
20151231-Keramaian Kawasan Bundaran HI Jelang Pergantian Tahun
Suasana penyambutan tahun baru 2016 di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Kamis (31/12). Ribuan warga berkumpul untuk menikmati Car free night malam perayan pergantian tahun bersama keluarga. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Pagi itu adalah Kamis terakhir di 2015, saat Keraton Yogyakarta tiba-tiba ditutup. Hari itu sang sultan mengumpulkan seluruh abdi dalemnya. Mereka berkumpul di sebuah bangsal yang bernama Bangsal Mangunturtangkil.

Sebuah pengumuman diumumkan di sana. Sebagian menyebut ini kado buruk tahun baru bagi masyarakat Yogyakarta.

Prajurit Keraton Yogyakarta mengikuti prosesi Grebeg Syawal Keraton Yogyakarta, (29/7/2014). Grebeg Syawal merupakan perwujudan Hajat Dalem Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat untuk rakyatnya. (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko)

Namun di tempat lain, tahun baru dirayakan dengan sukacita. Seperti di Ancol, Jakarta Utara, di sana warga Ibu Kota berkumpul untuk merayakan detik-detik pergantian tahun.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok bahkan untuk pertama kalinya menginjakkan kakinya di tempat itu kala tahun baru. Ahok bahkan naik panggung bersama pedangdut Ibu Kota Zaskia Gotik.

Titah Sultan

Cuma butuh 5 menit bagi Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X untuk memberikan titahnya pada seluruh abdi dalem di Keraton Yogyakarta. Seluruh putri-putri raja juga hadir dalam acara itu.

Seluruhnya menggunakan pakaian khas Keraton Yogyakarta. Namun tak tampak sosok adik-adik sang Sultan di sana.

Salah satu abdi dalem yang diundang KRT Hastono Ningrat adalah Pengageng Suroloyo Kotagede dan Imogiri. Ia mengatakan acara tersebut berisi dhawuh (perintah) Raja kepada abdi dalem keraton.

Sultan Hamengkubuwono X (Liputan6.com/ Fathi Mahmud)

Menurut dia, Sultan hanya memerintahkan abdi dalem untuk setia dan taat aturan keraton.

"Untuk abdi dalem saja, kok. Tidak ada apa-apa, kok. Cuma 5 menit saja, kok. Pesannya itu intinya, pokoknya abdi dalem harus taat kepada peraturan yang diperintahkan Sultan," ujar dia usai acara, Kamis (31/12/2015).

Hastananingrat mengatakan acara itu berjalan seperti biasa layaknya Dhawuh Ndalem. Sultan mengucapkan dhawuh itu dalam bahasa Jawa.

Dalam hitungan menit, keraton kembali dibuka untuk wisatawan. Tidak butuh waktu lama, mereka kembali mengantre di pintu tiket masuk keraton.

Sementara adik Sultan, GBPH Yudhaningrat, mengatakan Dhawuh Dalem menjadi kado buruk bagi warga Yogyakarta menjelang tahun baru 2016.

Ia menuding titah itu dikeluarkan untuk memuluskan putrinya, Gusti Kanjeng Ratu Mangkubumi, bertahta di Keraton.

"Jadi, ini (Dhawuh Dalem) menjadi hadiah tahun baru yang penuh dengan mendung," kata Yudha di Yogyakarta.

Yudha mengaku diundang via telepon untuk hadir dalam penyampaian Dhawuh Dalem itu. Namun ia dan sejumlah kerabat memutuskan tidak hadir dalam acara tersebut. Ia beralasan yang mengundang atas nama Hamengku Bawono bukan Hamengku Buwono.

Yudha baru mengetahui isi Dhawuh Dalem dari kerabat maupun abdi dalem yang datang. Ia mendengar salah satu poin penting dari Dhawuh Dalem itu, yakni tahta Keraton Yogyakarta hanya untuk keturunan Sultan HB X. Abdi dalem yang tidak patuh akan dicopot dari posisinya.

Ia melanjutkan bagi siapa pun yang tidak patuh aturan Sultan diminta keluar dari tanah Mataram. Dengan begitu, Keraton Yogyakarta dapat lestari dan menenteramkan masyarakat.

"Itu berlaku bukan hanya abdi (dalem) tapi juga kerabat keraton, termasuk saya. Tapi, kalau diminta keluar dari bumi Mataram, kan ada Solo dan Yogyakarta. Milik (Hamengku) Bawono ini yang mana?" ucap Yudha.

Ahok dan Ancol

Untuk pertama kalinya Gubernur Ahok bakal menghabiskan malam tahun baru di Ancol, Jakarta Utara. Pemilik nama Basuki Tjahaja Purnama itu menghitung mundur detik-detik pergantian tahun di panggung Pantai Karnaval Ancol.

Rupanya, mantan Bupati Belitung Timur itu sudah menyiapkan sebuah persembahan untuk perayaan tahun baru. Diam-diam Ahok sudah latihan menyanyikan sebuah lagu Betawi.

Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Dia bahkan mengunggah video latihannya lewat akun Instagram @basukibtp.

Dalam video, ayah 3 anak itu terlihat mengenakan kemeja putih. Pandangannya fokus menatap ponsel iPhone 6 sambil melihat lirik lagu.

Ternyata, lagu yang sedang dilatih Ahok adalah Hujan Gerimis karya Benyamin Sueb. Pria berkaca mata itu tampak kesulitan menyanyikan lagu yang kental dengan lirik dalam bahasa Betawi itu.

"Mengapa ujan jangan gerimis aje, pergi berlayar ke Tanjung Cina," senandung Ahok sambil terus melihat ponsel pintar miliknya.

Ahok memang dijadwalkan akan mengisi acara bersama para bintang tamu sebelum menghitung mundur detik pergantian tahun. Artis dangdut Zaskia Gotik akan berduet dengan Ahok dan menyanyikan lagi Hujan Gerimis.

Pria berkacamata itu memiliki setumpuk harapan untuk tahun baru 2016 mendatang. Berbagai keinginan itu lantas disusun dalam bentuk resolusi.

"Saya harap orang Jakarta bisa patuh dan 5 tertib-lah minimal," ujar dia.

 Ribuan warga Jakarta dan sekitarnya memadati kawasan Patung Kuda dan Merdeka Barat untuk menyaksikan pesta kembang api untuk menyambut Tahun Baru 2015, Jakarta, Kamis (1/1/2015). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Lima Tertib itu adalah tertib pedagang kaki lima (PKL), tertib sampah, tertib demo, tertib lalu lintas, dan tertib hunian.

"Kalau tambah pengusaha, ya tambah tertib yang keenam, (yakni) tertib bayar pajak karena kita ketat ini soal pajak. Bukan pajak penghasilan Anda loh, itu pajak pembangunan Anda, 10%," tutur dia.

Sementara itu momen tahun baru juga dirayakan meriah di Surabaya, Jawa Timur. Ada 3 lokasi perayaaan pesta kembang api di Surabaya, yakni di dalam halaman Gedung Grahadi, kemudian patung Gubernur Suryo yang terletak tepat di depan Gedung Grahadi, terakhir di jembatan penyeberangan orang (JPO) di Jalan Gubernur Suryo.

Pesta kembang api di Grahadi akan berlangsung selama 10 menit, sedangkan di patung Gubernur Suryo selama 10 menit, dan di JPO berlangsung 5 menit.

Kepala Biro Administrasi Umum Pemprov Jawa Timur, Hizbul Wathan, memperkirakan biaya pesta kembang api di malam tahun baru 2016 ini mencapai Rp 170 juta.

Lain lagi perayaan tahun baru di Kabupaten Pangkajene Kepulauan (Pangkep), Sulawesi Selatan. Polres Pangkep berencana merayakan malam pergantian tahun di bawah laut, tepatnya di wilayah perairan Pulau Cangke.

Ilustrasi di pantai

Kapolres Pangkajene Kepulauan (Pangkep) AKBP Moh Hidayat mengatakan kegiatan tersebut selain untuk merayakan pergantian tahun 2015 ke 2016, juga bertujuan sebagai upaya pencegahan kejahatan para pelaku bius dan bom ikan. Para kriminal itu biasa beraksi di malam hari karena dianggap lebih aman dan tidak terdeteksi petugas.

"Kegiatan ini dilaksanakan tim yang terdiri dari 6 penyelam," tutur Hidayat kepada Liputan6.com.

Tim penyelam telah bersiap sejak 23 Desember 2015, dimulai dengan melaksanakan gladi pertama untuk menentukan titik penyelaman. Gladi kedua berlangsung pada 29 Desember 2015 di perairan Pulau Sabutung.

Setelah dievaluasi, spot penyelaman pertama nyatanya kurang aman karena ombak dan arus yang besar serta jarak pandang yang hanya berjarak 30 cm saja. Tim selanjutnya menggelar gladi ketiga pada 30 Desember 2015 di Pulau Cangke.

Gamelan Bali

Suara petasan bersahut-sahutan di Bali. Bali merayakan tahun baru lebih cepat satu jam dari Waktu Indonesia Barat (WIB).

Di Denpasar, perayaan tahun baru dipusatkan di beberapa titik. Di antaranya di Lapangan Puputan Badung dan simpang enam Teuku Umar. Pantauan di lapangan, suara kembang api bersahut-sahutan menandai pergantian tahun.

Sementara lokasi lain yang menjadi pusat pergantian tahun adalah Ground Zero dan Pantai Kuta.

Di dua lokasi terakhir, ribuan orang tumpah ruah. Turis dalam dan luar negeri larut dalam sukacita.**

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya