Ahok: Kalau Camat dan Lurah Kerja Tak Betul, Saya Stafkan Terus

Ahok meminta camat baru untuk peka terhadap permasalahan yang terjadi di lingkungan masing-masing, misalnya membongkar bangunan liar.

oleh Audrey Santoso diperbarui 08 Jan 2016, 22:52 WIB
Diterbitkan 08 Jan 2016, 22:52 WIB
20151110-Hari-Pahlawan-Jakarta-Ahok-GS
Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama mengecat pagar Monas di Jakarta, Selasa (10/11). Pengecetan pagar Monas ini merupakan kontribusi nyata dalam melestarikan aset publik serta dalam rangka memperingati Hari Pahlawan. (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menjanjikan jenjang karier bagi camat yang berkinerja baik. Salah satu bukti nyata selama Ahok memimpin DKI Jakarta, adalah diangkatnya Camat Penjaringan Yani Wahyu Purwoko sebagai Wakil Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi serta Camat Pulogadung Teguh Hendrawan yang menjadi Kepala Dinas Tata Air DKI Jakarta.

"Camat dan lurah itu kariernya sangat jelas. Bagus. Saya tidak menjanjikan, tapi dapat dilihat sendiri beberapa camat seperti Pak Yani saat ini menjadi Wakadishubtrans, Pak Teguh yang saat ini jadi Kadis Tata Air," ujar Ahok saat pengambilan sumpah jabatan dan pengangkatan 1.042 pejabat Eselon II, III dan IV di Balai Kota, Jakarta, Jumat (8/1/2016).

Ia pun meminta para camat baru untuk peka terhadap permasalahan yang terjadi di lingkungan masing-masing, misalnya membongkar bangunan liar. Sebaliknya, jika kinerja para camat dinilai Ahok kurang performa atau melakukan tindak pidana, mereka akan dikenakan sanksi distafkan dan dan tidak berhak mendapat Tunjangan Kinerja Daerah (TKD) atau dipecat.

"Camat harus bekerja dengan baik di lingkungannya. Ada bangunan liar, Bapak dan Ibu yang bongkar. Alat berat bisa pinjam ke PU atau Kebersihan. Kalau Bapak dan Ibu tidak kerja betul, saya stafkan terus, tidak dapat TKD," ancam Ahok.

Ahok menekankan, selama 3 tahun menjadi pemimpin Ibu Kota, sepak terjangnya yang gemar membongar pasang susunan pejabat cukup membuktikan dirinya tidak segan untuk menindak pejabat DKI yang kinerjanya lemah. Ahok pun mengimbau para pejabat yang bermalas-malasan kerja untuk mundur.

"Saya sudah 3 tahun (di Pemprov DKI), saya sangat serius. Masa Bapak dan Ibu nggak percaya dengan saya. Khusus pelantikan tahun ini, tidak ada gratifikasi. Kalau Bapak dan Ibu sudah merasa kaya, ngundurin diri saja. Kasih kesempatan buat yang nggak pernah rasain gaji eselon II," pungkas Ahok.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya