Usai Teror Jakarta, Polri Monitor ISIS dan Gafatar Secara Khusus

Data yang dimiliki Polri, saat ini anggota ISIS di Indonesia sudah mencapai 1.085 orang.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 20 Jan 2016, 01:47 WIB
Diterbitkan 20 Jan 2016, 01:47 WIB
Irjen Anton Charliyan
Irjen Pol Anton Charliyan (Liputan6.com/ Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Kapolri Jenderal Badrodin Haiti berkomunikasi melalui teleconference dengan seluruh jajaran kepolisian di daerah. Hal ini sebagai langkah antisipasi setelah teror Jakarta.

Kadiv Humas Polri Irjen Pol Anton Charliyan mengatakan, dari hasil teleconference itu, Kapolri memberikan beberapa arahan. Salah satunya, seluruh anggota diminta memonitor seluruh gerakan yang terindikasi radikal.

"Kapolri memerintahkan untuk monitoring khusus terhadap gerakan terindikasi jaringan ISIS di tiap wilayah. Termasuk jaringan Gafatar juga perlu dimonitoring," kata Anton di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (19/1/2016).

Saat ini memang belum ada data pasti terkait jumlah anggota yang terlibat ISIS di Indonesia. Data yang dimiliki Polri, saat ini anggota ISIS di Indonesia sudah mencapai 1.085 orang.

Hal serupa juga berlaku untuk Gafatar. Kepolisian tengah mengumpulkan data terkait anggota Gafatar. Sejauh ini sudah 2.816 nama tercatat di Kalimantan Barat, lalu di Gorontalo 13 orang, itu pun sudah diusir. Data ini masih harus disinkronasikan ke beberapa instansi seperti BIN, Menkumham, dan Bais.

Tak hanya itu, Kapolri juga meminta seluruh jajaran kepolisian membantu mengantisipasi teror di daerah masing-masing. Termasuk dukungan dari masyarakat.

"Dalam penanganan teroris agar seluruh jajaran pospol, polsek, polres, dan polda ikut langsung bertanggung jawab. Jadi beban tidak hanya ke Densus. Masyarakat juga mohon kepeduliannya," pungkas dia.

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya