Liputan6.com, Jakarta - Jaksa Agung Australia George Brandis mengatakan kelompok radikal Islamiq State of Iraq and Syria (ISIS) menyasar Indonesia sebagai bagian dari kekhalifahan mereka. Jarak Indonesia dan Australia yang berdekatan membuat pemerintah Australia merasa terancam.
Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti akan memeriksa kebenaran berita tersebut. Terlebih, ada 9 kelompok terorisme di Indonesia berdasar catatan Kapolri.
Baca Juga
"Paling tidak kita lakukan pemeriksaan. Karena jaringan teroris di Indonesia ada banyak. Ada Media Intim Indonesia Timur, Media Intim Indonesia Barat, Laskar Jodo, ada Jamaah Anshoru Tauhid, Daulah Islamiyah Nusantara," kata Badrodin di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (23/12/2015).
Advertisement
Ia menuturkan Polri akan mengantisipasi segala kemungkinan yang dilakukan kelompok teroris. Selain itu, pihaknya juga mencari bukti-bukti yang mengarah pada kebenaran pernyataan Brandis.
Baca Juga
"Kalau kita melakukan penangkapan harus ada dasarnya. Tentu kita melakukan antisipasi terhadap kemungkinan yang terjadi. Bukan hanya masalah yang terkait dengan serangan balik (karena penangkapan 9 terduga teroris), tapi bisa kejahatan yang mereka lakukan," kata jenderal bintang 4 ini.
Kapolda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian menanggapi enteng pernyataan Brandis. Kelompok radikal tersebut dinilainya telah lama memainkan isu tersebut.
"Dari dulu mereka sudah bilang, namanya Katiba Nusantara. Dari dulu mereka juga gitu, katanya mau bangun Alqaeda Nusantara-lah, Taliban in Malayu-lah," ujar Tito.
Namun Tito menilai kecil kemungkinan kekhalifahan kelompok radikal Timur Tengah yang mengatasnamakan agama Islam itu terealisasi di Indonesia.
"Wacana-wacana itu sudah ada dari dulu. Tapi saya lihat kemungkinannya kecil," tukas Tito. (*)