Selesaikan Konflik, Kedua Kubu Partai Golkar Sepakat Gelar Munas

Priyo Budi Santoso meminta Tim Transisi komandoi pelaksanaan Munaslub Partai Golkar ini.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 25 Jan 2016, 09:39 WIB
Diterbitkan 25 Jan 2016, 09:39 WIB
Kemesraan Dua Kubu Golkar Saat Islah Terbatas
Wapres Jusuf Kalla (tengah) bersama Ketum Partai Golkar versi munas Bali Aburizal Bakrie dan Ketum Partai Golkar versi munas Ancol Agung Laksono (kedua kanan) saat islah terbatas Partai Golkar di Jakarta, Sabtu (30/5). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Kedua kubu Partai Golkar sepakat menggelar musyawarah nasional luar biasa (Munaslub) untuk menyelesaikan konflik. Sebab, petinggi kubu Agung Laksono, Priyo Budi Santoso menyambut baik pernyataan Ketua Umum Partai Golkar versi Munas Bali Aburizal Bakrie soal gagasan Munaslub yang dia sampaikan saat berpidato dalam rapat pimpinan nasional (Rapimnas) Golkar di Jakarta, Sabtu 23 Januari 2016.

"Saya menyambut baik pernyataan ARB dalam pidato politiknya kemarin. Apapun dan bagaimanapun perubahan sikap tersebut (setuju Munaslub) patut disambut dengan baik," kata Priyo kepada Liputan6.com di Jakarta, Senin (25/1/2016).

Dengan demikian, ia berujar, kedua kubu Partai Golkar tak ada lagi perbedaan dalam upaya mengakhiri dualisme kepengurusan partai beringin itu.

Menurut Prio, Golkar versi Munas Ancol telah menyatakan terlebih dulu untuk menggelar Munaslub ini.

"Ini berarti pandangan kedua belah pihak sekarang sudah sama yaitu segera munas untuk menyatukan Golkar. Pihak Ancol sudah duluan putuskan munas pada rapimnas Desember lalu," ujar Priyo.

Mantan Wakil Ketua DPR ini ‎menjelaskan, dengan disepakatinya Munaslub maka Tim Transisi Golkar yang diketuai Wakil Presiden Jusuf Kalla harus segera menyiapkan penyelenggaraan Munaslub yang melibatkan kedua kubu Golkar.

"Segera menyiapkan penyelenggaraan munas yang diikuti kedua belah pihak secara equal, adil dan terbuka. Silakan saja mau pakai Munas Riau atau apa, tapi komando harusnya tetap ada di Tim Transisi dan melibatkan kedua belah pihak sebagai jalan tengah yang adil jangan ada yang ditinggalkan. Inilah momentum yang tepat untuk mengakhiri dualisme pengurus," tandas Priyo.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya