Liputan6.com, Malang - Rumah 2 lantai milik Mujianto, warga Jalan Laksda Adi Sucipto Kota Malang, telah rata dengan tanah.
Meski begitu, keluarga pemilik rumah belum mau membahas soal ganti rugi lantaran masih berkabung dengan meninggalnya Erna Wahyuningtyas, istri Mujianto akibat peristiwa jatuhnya Super Tucano.
Â
"Kondisi bapak mulai stabil. Kami sekeluarga masih berat dengan meninggalnya ibu," kata Fahrizki Jati Ananto, putra tunggal pasangan Mujianto dan Erna di Malang, Kamis (11/2/2016).
Â
Fahrizki dan ayahnya kini tinggal sementara di rumah tetangga. Pelayat masih berdatangan. Secara prinsip, keluarga besar Mujianto tak ingin rumah di atas lahan seluas 28 x 8,5 meter itu dibeli TNI AU.
Â
"Kalau saya inginnya dibangun ulang. Kami sudah tinggal bertahun-tahun di rumah itu dan banyak memori di dalamnya," ujar mahasiswa kedokteran di perguruan tinggi swasta di Malang ini.
Baca Juga
Ingatan Fahrizki pun melayang pada keinginan ibunya yang belum terwujud, yakni melaksanakan ibadah haji bersama keluarga. Sang ibu juga berpesan agar Fahrizki cepat menyelesaikan kuliah agar menjadi dokter.
Â
"Ibu ingin naik haji bersama, termasuk dengan nenek. Ibu juga selalu berpesan agar saya cepat merampungkan kuliah," ujar Fahrizky.
Â
Pihak TNI AU sendiri menyiapkan 2 opsi yakni membangun ulang rumah tersebut atau membeli dan kemudian menghibahkan tanah kepada warga. Pihak TNI AU siap merespon apapun keinginan keluarga Mujianto.
Â
Pesawat TNI AU Super Tucano TT 3108 jatuh di atas rumah milik Mujianto, Rabu 10 Februari kemarin.
Advertisement
Akibat peristiwa itu, 2 anggota TNI AU yakni Mayor Penerbang Ivy Safatillah dan Juru Mesin Udara Serma Syaiful Arif Rakhmawan meninggal. Selain itu, 2 warga sipil yakni istri pemilik rumah, Erna Wahyuningtyas serta seorang penghuni kos, Nur Kholis turut meninggal.Â