Kala Densus 88 Menyamar Jadi Tukang Nasi Goreng di Tangerang

Warga menuturkan tukang nasi goreng‎ yang biasa mangkal di deket pos membawa senjata laras panjang saat menggerebek terduga teroris.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 22 Feb 2016, 04:22 WIB
Diterbitkan 22 Feb 2016, 04:22 WIB
20160128-Pengeledahan-Markas-Teroris-Tangerang-FRS
Petugas kepolisian dari Densus 88 berjaga yang diduga markas teroris di Tangerang Selatan, Banten, Kamis (28/1/2016). Penggeledahan ini merupakan pengembangan dari penangkapan terduga teroris berinisial K dan M. (Liputan6.com/Faisal R Syam)

Liputan6.com, Tangerang - Ragam cara yang dilakukan Densus 88 Mabes Polri dalam mengintai sasarannya yakni terduga teroris. Bahkan sebelum menggerebek dan menangkap rumah Dian Apriana (39) di Perumahan Suradita, Jalan Ceremai 1 Nomor 15, Desa Suradita, Cisauk, Kabupaten Tangerang, petugas membangun pos ronda di dekat rumah tersebut.

Seorang warga, Aryani menturukan pos ronda itu dibangun hanya berjarak 2 rumah dari kediaman terduga teroris. "Pantesan saja ada yang bangun pos ronda dadakan," kata‎ dia heran, Tangerang, Minggu (21/2/2016).

Menurut dia, bangunan pos ronda dibangun semi permanen terbuat dari kayu. Berdirinya sendiri tak lama atau beberapa hari setelah kejadian teror Sarinah-Thamrin terjadi.

Meski begitu, tak ada warga sekitar yang curiga mengapa pos ronda tersebut berdiri. Padahal, pos tersebut bukan didirikan oleh ketua RT setempat, melainkan oleh pendatang yang juga mengontrak di depan pos ronda itu

"Kami juga merasa aman kan ada pos ronda. Tiap malam enggak pernah kosong selalu ada yang jaga, sambil main gaple (domino). Malah ada beberapa bapak-bapak sini ikut nimbrung," tutur wanita yang berprofesi sebagai guru itu.

Tukang Nasi Goreng

Aryani mengungkapkan, warga yang bermain domino di pos tersebut selalu berbeda-beda tiap malamnya. Sementara, bersebelahan dengan pos ronda yang diduga dibangun Densus 88 itu juga kerap mangkal tukang nasi goreng keliling. Ada beberapa warga yang sempat menjadi pelanggan tetap nasi goreng tersebut.

"Kita sih aneh ya, heran. Tukang nasi goreng tiba-tiba ada di pemukiman begini, biasanya kan keliling atau mangkal di depan perumahan. Tapi kita enggak berani nanya," ungkap warga lainnya, Amirudin (40).

Pascapenggerebekan pelaku terduga teroris ini, Amirudin baru menyadari keanehan warga pendatang dalam beberapa bulan terakhir. Tukang nasi goreng yang jadi langganan warga beberapa bulan tetakhir ini, tiba-tiba membawa senjata laras panjang di hari penggrebekan.

"Barusan istri saya bilang, ternyata tukang nasi goreng‎ yang biasa mangkal di deket pos tadi, bawa senjata laras panjang," ujar Amir.

Bukan hanya pedagang nasi goreng saja, Amir mengatakan, semua warga yang biasa bermain domino di pos ronda dadakan itu juga membawa senjata saat penangkapan terduga teroris. "Iya, yang nangkap teroris tadi ternyata yang sering nongkrong di pos ronda," kata Amir bernada takjub.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya