Liputan6.com, Jakarta - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) siap menghadapi Fahri Hamzah, yang membawa pemecatannya ke ranah hukum. PKS tidak gentar‎ dengan komentar-komentar pedas Fahri usai dipecat.
"Pak Fahri Hamzah akan menempuh jalur hukum, pada intinya DPP PKS sudah siap menghadapi gugatan hukum. Kami sudah punya jawaban tentang apa pun konteks yang diajukan Fahri di pengadilan. Semua jawaban itu sudah ada," kata Ketua DPP PKS Zainuddin Paru di kantor DPP PKS, Jakarta Selatan, Senin (4/462016).
Zainuddin berujar, pihaknya saat ini hanya mengikuti perkembangan apa yang dilakukan Fahri terkait rencananya membawa pemecatan tersebut ke ranah hukum. Apapun yang akan digugat Fahri, lanjut dia, PKS sudah menyiapkan jawabannya.
"Sekarang ini, kita tinggal menunggu sejauh mana pokok-pokok gugatan yang akan disampaikan di pengadilan. Itu yang akan kami berikan. Jawaban seperti apa, bagaimana kita akan buktikan akan proses di pengadilan," ujar dia.
Baca Juga
Zainuddin mengatakan, pihaknya belum bisa mengungkapkan secara terbuka kepada publik alasan pemecatan. Namun, ia memastikan, alasan pemecatan tersebut akan dibuka di pengadilan jika Fahri resmi membawa ke ranah hukum.
"Semua ‎ di PKS berlaku sistem, siapa pun itu berlaku di PKS, dia harus tunduk. Itu semua akan kami buka di pengadilan," Zainuddin menandaskan.
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah dipecat dari keanggotaanya di PSK. Fahri mempertanyakan alasan pemecatan tersebut dan berniat membawanya ke ranah hukum.
"Pimpinan PKS harus bertanggung jawab terhadap saya baik sebagai warga negara atau sebagai kader partai. Saya sebagai warga negara tentu akan membawa masalah ini ke wilayah hukum," ucap Fahri di Kompleks Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (4/4/2016).
Fahri Hamzah Mengaku Sering Dimaki
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah memberi tanggapan soal pemecatan dirinya dari seluruh keanggotaan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Ia mengatakan tidak ada masalah dengan dirinya hingga ia bingung mengapa bisa sampai dipecat.
"Saya punya akun Twitter aja saya enggak pernah nge-block orang kecuali orang itu mengirim gambar porno, selain itu saya enggak (block)," ungkap Fahri di Kompleks Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (4/4/2016).
Fahri mengaku, sekalipun sering dimaki, dia tidak pernah memasukkannya ke dalam hati. "Dimaki saya enggak masukin hati karena kita anggap itu sebagai cara publik mengungkapkan sakit hatinya," kata dia.
Hal itu dikarenakan, lanjut Fahri, sebagai pejabat publik harus mampu menanggung semua hati para rakyat ketika aspirasi mereka tidak didengar.
"Kita sebagai pejabat publik menanggung semua sakit hati (rakyat) yang tidak didengar, tidak bisa melaksanakan hidupnya dengan baik, dikhianati oleh negara, dihina oleh negara, dijadikan korban oleh negara. Tapi kita berharap di PKS tradisi ini kita perkuat, jadi tidak ada masalah," terangnya.
Tak Tahu Motif Pemecatan
Ia pun menegaskan tidak tahu karena motif apa Presiden PKS Sohibul Iman sampai memecatnya. Ia bahkan sebelumnya pernah bertanya mengapa dirinya disuruh mundur dari jabatannya sebagai wakil ketua DPR padahal dirinya dibilang kader terbaik PKS.
"Saya kan bertanya kepada beliau (Sohibul), ya saya disuruh mundur, salah saya apa. Eh ternyata dibilang enggak ada salah bahkan anda adalah kader terbaik. Jadi itu bulan Oktober saya masih dibilang kader terbaik tuh," kata Fahri.
Ia pun mencoba bertanya apakah ada tekanan dari yang lain terkait dirinya yang disuruh mundur, ternyata tidak ada tekanan dari siapa pun.
"Katanya ini apa, jadi permintaan pribadi. Nah kalau permintaan pribadi ya saya pertimbangkan secara pribadi gitu loh," tutur dia.
"Tapi karena permintaan pribadi tidak terpenuhi jadi saya yang salah. Buktinya pribadi karena tidak ada pendekatan kelembagaan kepada saya. Bukan cuma tidak ada SK tetapi saya sendiri harusnya diatur melalui lembaga. Saya punya struktur di atas saya dan saya berada di struktur pembinaan, nah struktur pembinaan saya tidak pernah ditegur karena saya tidak ada masalah," sambung Fahri.
Padahal, Fahri mengaku selalu memenuhi apa saja keinginan partai sehingga tidak ada masalah juga. Ia pun menegaskan tidak bisa begitu saja meninggalkan jabatan publik sebesar ini begitu saja mengingat dirinya memang tidak punya masalah.
"Nah terus apa masalahnya. Kan enggak bisa dong jabatan publik sebesar ini saya tinggalkan," ucap dia.
Bahkan, dirinya mengaku mendengar kalau memang ada yang tidak suka dengan dirinya.
"Saya mendengar sayup kiri kanan bahwa ini ada hubungan dengan ketidaknyamanan orang lain di luar sana. Silakan saja kalau tidak nyaman mah. Hari-hari ini kalau di dalam politik itu kuping kita pertebal supaya kita enggak gampang salah terima omongan orang," lanjut dia.
"Bahkan saya sering mengatakan kesiapan kita menjadi anggota DPR bukan saja berbeda pendapat, kita ini mesti siap dimaki. Karena kita menjadi pemimpin masyarakat itu artinya kita siap mengambil amanah dan disalah pahami termasuk dimaki. Saya siap dari dulu begitu," urai Fahri.
Advertisement
Klaim Didukung Eks Ketua KPK
Usai pencopotan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah dari seluruh keanggotaan di Partai Keadilan Sejahtera (PKS), ia mengatakan mendapat dukungan dari berbagai kalangan. Fahri pun mengklaim tak hanya mendapat dukungan dari para pimpinan di DPR, tapi juga dari luar partai bahkan para ilmuwan dan peneliti.
Fahri yang dipecat karena dianggap partainya suka mengeluarkan kalimat-kalimat kontroversi termasuk saat mengkritik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), mengungkapkan mendapat dukungan langsung dari mantan pimpinan KPK Taufiequrachman Ruki.
"Yang luar biasa bahkan saya mendapat SMS langsung dari Pak Ruki, mantan pimpinan KPK yang menganggap saya lawan setanding yang saya kagumi, kata beliau (Ruki)," ucap Fahri di Kompleks Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (4/4/2016).
Ia mengatakan, orangtua seperti Ruki dan mantan pimpinan KPK itu bahkan memberikan apresiasi terhadap dirinya sebagai anak muda yang berprestasi.
"Jadi orangtua seperti Pak Ruki memberikan apresiasi kepada saya sebagai anak muda yang dia bilang kalau Fahri bicara ingin banting meja di depan dia (Fahri), tapi setelah mendengar pelan-pelan ternyata isinya menjadi obat dan kopi pahit buat kita semua," ujar dia.
Fahri menegaskan kalau orang seperti Ruki yang pernah memimpin KPK saja tidak ada masalah saat lembaga itu dikritiknya.
"Pak Ruki yang pernah mimpin KPK pun dia tahu saya kritik KPK banyak, dianya malah simpati karena memang saya enggak jahat," tutur Fahri.
"Kalau saya nih kritik KPK sambil maling nih, itu ada masalah, tapi saya semata-mata kritik KPK untuk kebaikan lembaga itu bukan karena saya punya masalah pribadi. Berulang kali saya mau dijebak (PKS), ada itu orang yang diarahkan untuk nyebut-nyebut nama saya, ya karena enggak ada apa-apa enggak bisa," sambung Fahri.
Ada 2 Evaluasi
Selain itu, Fahri menilai pemecatan tersebut sungguh tanpa sepengetahuan dirinya. Ia juga mengatakan di dalam PKS seharusnya ada 2 evaluasi yang dilakukan sebelum bisa dipecat.
"Di partai ada 2 evaluasi, sebagai kader dievaluasi dengan yang disebut halaqah usro. Saya tidak pernah punya masalah di forum pimpinan itu," kata Fahri.
Yang kedua, lanjut Fahri, karena dirinya bekerja bersama fraksi PKS, maka seharusnya fraksil-ah yang mengevaluasinya terlebih dahulu.
"Saya bekerja bersama fraksi, harusnya fraksi yang evaluasi saya. Nah saya enggak pernah dievaluasi, padahal saya selalu hadir dalam rapat fraksi. Jadi apa masalahnya tidak ada," kata dia.
Ia mengatakan jika sesungguhnya memang tidak ada permasalahan dengan dirinya lalu tiba-tiba PKS bilang dia sedang dievaluasi dan sampai dipecat. "Tidak ada persoalan dengan saya lalu tiba-tiba mengatakan saya sedang dievaluasi hingga sekarang dipecat."
Hingga kemudian, lanjut Fahri, pada 9 Januari lalu ada kader-kader yang menginginkan dirinya dicopot dari jabatannya. Ia mengaku kalau dirinya merupakan salah seorang pendiri partai dan sudah gabung bersama PKS selama 18 tahun.
"Apa masalahnya sampai saya dipecat dari seluruh jenjang keanggotaan. Saya adalah pendiri partai dan sebelum itu saya adalah eksponen dari kegiatan yang melawan otoritarianisme negara," papar dia.
Fahri menegaskan karena merupakan salah satu pendiri partai, maka ia berjanji akan memperbesar PKS bersama dengan para kader.
"Karena saya adalah pendiri partai tentu saya bersama kader akan membesar (partai) dan tapi sayangnya di dalam itu ada yang tidak memahami ruh dari partai ini. Saya adalah deklarator partai," Fahri Hamzah menandaskan.