Jokowi Undang Panglima Filipina dan Malaysia Bahas Abu Sayyaf

Selain membicarakan strategi untuk membebaskan sandera, akan dibahas pula rencana patroli kerjasama.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 26 Apr 2016, 12:13 WIB
Diterbitkan 26 Apr 2016, 12:13 WIB
20151118-Keterangan-Pers-Jokowi-FF
Presiden Joko Widodo saat ditanya wartawan terkait kisruh pencatutan namanya dan Wapres Jusuf Kalla oleh seorang anggota DPR dan pengusaha demi jatah saham PT Freeport Indonesia di Istana Negara, Jakarta, Rabu (18/11). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Hampir sebulan, belasan warga negara Indonesia (WNI) yang disandera Kelompok Abu Sayyaf belum dibebaskan. Presiden Jokowi pun mengundang Panglima Filipina dan Panglima Malaysia untuk membahas hal ini.

"Minggu ini kita akan undang Panglima dari Malaysia dan Menteri Luar Negeri Malaysia, Panglima dari Filipina dan Menteri dari Luar Negeri Filipina. Minggu ini kita akan ketemu di sini," kata Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Selasa (26/4/2016).


Selain membicarakan strategi untuk membebaskan sandera, akan dibahas pula rencana patroli kerjasama. Hal ini untuk memastikan keamanan di jalur perdagangan lewat laut. Sebab, penyanderaan oleh Kelompok Abu Sayyaf mengakibatkan matinya jalur tersebut.

"Kita akan membuat patroli bersama sehingga memastikan bahwa alur di kawasan itu kondisi aman," tegas mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Jokowi tidak bisa memberi janji kapan belasan WNI dapat diselamatkan dari tangan penyandera. Sebab, pemerintah dari negara lain juga belum bisa memberi pertolongan berarti bagi warganya.

"Kita harus ngerti yang lain juga 6 bulan belum beres, 8 bulan juga belum beres. Malah kemarin ada yang sudah dieksekusi. Tidak segampang itu dengan memudahkan persoalan yang tidak mudah," tandas Jokowi.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya