Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Ahok dan Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Harry Azhar Azis saling berjabat tangan sebelum rapat dengan Presiden Jokowi di Istana.
Jokowi menggelar rapat terkait laporan audit teknis Komplek Pusat Pendidikan, Pelatihan, dan Sekolah Olahraga Nasional (P3SON) di Hambalang dan‎ proses renovasi Gelora Bung Karno dalam rangka persiapan menghadapi Asian Games 2018.
Ahok mengatakan, hubungannya dengan Harry baik-baik saja, walau sempat berseteru di kasus pembelian lahan Rumah Sakit (RS) Sumber Waras.‎ Dalam laporan BPK, Ahok dinyatakan menyalahi prosedur dan terjadi kerugian negara ratusan miliar akibat pembelian lahan tersebut.
"Saya kalau ketemu di luar baik, saya sama beliau baik. Kan dulu sama-sama di Golkar," kata pemilik nama Basuki Tjahaja Purnama ini di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (2/5/2016).
Baca Juga
Ahok juga mengatakan, dia tidak membahas kasus RS Sumber Waras saat jabat tangan dengan Harry. Hal senada juga diungkapkan Harry. Bahkan, ia mengatakan bersaudara dengan mantan Bupati Belitung Timur itu.
"Iya tadi bertemu, salaman. Ya semua kan bersaudara, enggak ada masalah," tandas Harry.
Pemandangan tersebut kontras dengan kondisi belakangan ini yaitu berselisih paham Ahok dan BPK soal pembelian lahan RS Sumber Waras. Ahok berkukuh pembelian lahan itu sudah sesuai dengan aturan. Di lain pihak, BPK juga tetap pada hasil audit mereka yang menyatakan ada temuan potensi kerugian negara sebesar Rp 191 miliar dalam proyek itu.
Kasus ini pun sudah bergulir hingga ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dalam kasus ini, Ahok diperiksa hingga 12 jam oleh penyidik KPK pada Selasa 12 April 2016. Dia pun menyebut BPK menyembunyikan data kebenaran dalam pembelian lahan RS Sumber Waras.
Advertisement