Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla bahagia melihat muslim berkualitas mulai bisa menempati tempat strategis di negara yang justru umat Islam menjadi minoritas. Hal ini seperti terjadi di London, Inggris, untuk pertama kalinya, London dipimpin wali kota seorang muslim, Sadiq Khan.
Pria yang kerap disapa JK ini menilai, kondisi ini sangat baik di tengah ketakutan banyak orang terhadap muslim. Situasi ini tak lepas dari maraknya gerakan radikal yang mengatasnamakan Islam.
"Di banyak negara timbul Islamophobia. Paham yang tentu mendeskreditkan Islam walaupun kita cukup berbahagia beberapa hari yang lalu, umat Islam jadi wali kota London. Artinya dengan segala kampanye anti-Islam, tetap juga yang baik itu menjadi pemimpin. Bagian yang positif daripada semua ketakutan-ketakutan kepada umat seperti itu," ujar JK di JCC, Senayan, Jakarta, Senin (9/4/2016).
Baca Juga
Ketakutan ini tak lepas dari banyaknya tindakan radikal yang belakangan terjadi. Padahal aksi yang dilakukan tak dilakukan oleh umat Islam sesungguhnya.
"Apa yang menyebabkan kekhawatiran? radikalisme dalam berpikir hal yang biasa dalam setiap negara, setiap bangsa yang dikhawatirkan adalah radikalisme dalam bertindak yang berbentuk teror, perang, konflik, dan sebagainya. Itulah yang menjadi kekhawatiran dunia dan kita semuanya," jelas JK.
Akhirnya peperangan terjadi di berbagai negara Timur Tengah. Konflik ini pun menyisakan permasalahan baru khususnya hijrahnya warga ke berbagai negara non-Islam.
"Hari ini yang kita saksikan adalah hijrahnya orang-orang Islam dari negara-negara yang indah, Syria, Irak, Libya dan sebagainya berlindung di negara non-Islam di Eropa. Sungguh tragis memang apa yang terjadi hari ini. Dan semua itu tentu bagian apa yang harus kita selesaikan, bukan hanya dibicarakan pada di kalangan kita semua," pungkas JK.