Liputan6.com, Jayapura - Tenaga bidan dan perawat yang tersebar di sejumlah distrik Kabupaten Jayawijaya, Papua, memutuskan untuk mogok kerja. Langkah itu diambil setelah adanya kasus percobaan pemerkosaan terhadap salah satu bidan di Desa Wara, Distrik Liberak, Kabupaten Jayawijaya, Papua.
Kejadian pada Selasa 10 Mei 2016 itu bukanlah kasus yang pertama. Bahkan, menurut catatan organisasi bidan setempat, kasus terakhir merupakan kejadian ke-37 yang menimpa puluhan bidan di Wamena.
Baca Juga
Para bidan dan perawat yang tergabung dalam Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kabupaten Jayawijaya meminta kepada pemerintah untuk memberikan perlindungan dan jaminan keamanan. Mereka juga mendesak agar aparat mengungkap kasus ini dan memproses pelaku secara hukum.
Advertisement
"Tugas kami ini menolong warga, bukan untuk ditodong atau diperkosa. Jangan bunuh semangat kami," kata Ketua IBI Kabupaten Jayawijaya, Oliphina Rumbekwan, Sabtu (14/5/2016).
Aksi mogok IBI Kabupaten Jayawijaya ini telah digelar di 19 puskesmas yang tersebar di beberapa distrik. Bidan dan perawat yang tetap bertugas hanya mereka yang bekerja di RSUD Wamena dan Puskesmas Hom-hom yang terletak di Kota Wamena.
"Sementara untuk puskesmas lain, teman-teman kami (bidan dan perawat) tak akan melakukan tugasnya sejak Jumat 13 Mei, sebelum kasus ini diselesaikan," ucap Oliphina.
Aksi ini akan terus dilanjutkan sampai ada pernyataan sikap dari Bupati Jayawijaya untuk menjamin keamanan bidan dan tenaga kesehatan lainnya yang bekerja di Kabupaten Jayawijaya.
Â
Baca Juga
Tokoh agama setempat Pastor John Djonga mengatakan percobaan pemerkosaan terhadap para bidan sudah meresahkan dan tak wajar. Apalagi tugas seorang bidan adalah untuk kemanusiaan.
"Pelaku pemerkosaan diduga tak melakukan aksinya seorang diri, tetapi berkelompok atau paling sedikit dua orang," kata pastor yang memperoleh penghargaan Yap Thiam Hien pada 2009 ini.
Tak hanya petugas medis, para guru yang bertugas di sejumlah distrik di Kabupaten Jayawijaya juga kerap mendapatkan perlakuan yang sama.
"Salah satu kepala sekolah pernah bercerita kepada saya, dia dihadang oleh dua orang yang pura-pura mabuk dan hendak memperkosanya, beruntung Ibu kepala sekolah itu bisa menghindar," jelas John Djonga.