Liputan6.com, Jakarta - Seorang wanita yang mengendarai mobil berpelat nomor AD 8882 OK diberhentikan kepolisian yang tengah menggelar Operasi Patuh Jaya 2016. Si pengendara berang kepada aparat dan mengaku sebagai anak jenderal tentara.
"Katanya dia anak jenderal atau kolonel. Dia nelepon bapaknya. Padahal suratnya lengkap kok. Tapi dia kira mau ditangkap. Makanya marah-marah," terang seorang personel Polisi Militer Sersan Mayor CPM Sobri di lokasi Operasi Patuh Jaya 2016, Jalan Otista Raya, Jakarta Timur, Kamis (19/5/2016).
Pihak POM AD memberhentikan kendaraan tersebut karena menempelkan stiker TNI AD di pelat nomor mobil yang dikendarainya. Perempuan yang mengenakan kerudung coklat itu pun mengamuk kepada jurnalis yang tengah meliput.
"Ini apaan ini. Mana saya lihat gambarnya kamu rekam apa," ujar si wanita itu dengan nada tinggi.
Pantauan Liputan6.com, beberapa kendaraan dihentikan, seperti minibus yang berpelat nomor Mabes TNI.
Baca Juga
Sementara itu, di busway mengarah ke Kampung Melayu, tampak sebuah mobil sedan hitam ditindak petugas. Ternyata, mobil dengan pelat hitam itu aslinya adalah mobil dinas. Tampak lembaran pelat merah ditimpa dengan pelat hitam pribadi.
"Yang bawa karyawan, bukan tentara. Diperiksa kebenarannya dulu soal mobilnya. Tadi gak bisa menunjukkan STNK. Mungkin (mobil) punya bapaknya," ujar seorang petugas yang menilang.
Karena posisi mobil terhalang separator busway dan tidak bisa menepi, pengendara itu pun diminta memutar balik mobilnya dan akan diperiksa di halaman GOR. Namun pengendara tersebut malah kabur dan meninggalkan surat tilang berikut SIM dan surat kendaraan lainnya.
"Aslinya pelat tentara, tapi ditiban pelat sendiri. Sanksinya ya ditilang ini. Tapi ini kabur kayaknya ini. Soalnya berhubungan dengan POM TNI," lanjut petugas yang enggan disebut namanya itu.
Operasi Patuh Jaya digelar sejak 16 Mei hingga 29 Mei 2016. Operasi melibatkan beberapa instansi, seperti POM TNI (AD, AU, dan AL), serta Dinas Perhubungan dan Transportasi (Dishubtrans).
Advertisement