Sembako Mulai Meroket Mengancam Keuangan Rumah Tangga

Kenaikan pada periode Mei-Juni 2016 rata-rata sebesar 47,45%. Selain daging, ayam ras dan beras juga mengalami kenaikan.

oleh Liputan6 diperbarui 27 Mei 2016, 17:01 WIB
Diterbitkan 27 Mei 2016, 17:01 WIB
Sembako Mulai Meroket Mengancam Keuangan Rumah Tangga
Kenaikan pada periode Mei-Juni 2016 rata-rata sebesar 47,45%. Selain daging, ayam ras dan beras juga mengalami kenaikan.

Liputan6.com, Jakarta Sudah menjadi hal klasik di Tanah Air setiap kali jelang Ramadan, harga-harga kebutuhan bahan pokok atau sembako mulai meroket. Kondisi ini dipastikan akan menekan keuangan rumah tangga. 

Anggota Komisi XI DPR RI Heri Gunawan mencatat, kenaikan pada periode Mei-Juni 2016 rata-rata sebesar 47,45%. Ia mengimbau pemerintah agar memberi perhatian serius terhadap pergerakan harga sembako ini. Daging sapi naik sampai 72%, ayam ras naik 67%, dan beras naik 50%.

“Kenaikan itu pasti akan menekan kemampuan keuangan rumah tangga hingga 50%. Ini tentu akan sangat terasa ketika kemampuan daya beli makin lemah akibat lesunya perekonomian nasional. Dan pada gilirannya kenaikan itu pasti akan berdampak pada inflasi. Tercatat, inflasi 2016 sebesar 0,62%. Kenaikan disumbang paling besar oleh naiknya indeks kelompok bahan makanan sebesar 0,69%. Kenaikan barang pokok dan penting yang rata-rata %0% harus diwaspadai,” ungkap Heri, Kamis (26/5) kemarin dikutip dari lamar DPR RI.

Koordinasi kementerian dan lembaga terkait menjadi keniscayaan untuk dilakukan. Pemerintah, kata Heri, perlu merumuskan arah kebijakan yang baik dalam menjaga administered price (harga yang diatur pemerintah) barang kebutuhan pokok dan penting (bapokting).

Pengalaman yang lalu tak perlu terulang, ketika kementerian dan lembaga lainnya saling tumpang tindih mengambil kebijakan, tidak saling dukung, dan saling lempar tanggung jawab.

Politisi dari dapil Jabar IV ini, mengingatkan, ada amanat UU No7/2014 tentang Perdagangan, Pasal 25 ayat (3) yang menyatakan, Pemerintah wajib menjaga ketersediaan dan stabilisasi harga kebutuhan bahan pokok dan penting. Masalah klasik yang selalu terulang, sambung Heri, adalah panjangnya rantai distribusi pangan.

“Jangan sampai pemerintah terus lalai dengan perintah konstitusi itu dan tidak hadir untuk rakyatnya,” tutup Heri.

(*)

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya