Liputan6.com, Jakarta - Susunan kepengurusan Partai Golkar di bawah kepemimpinan Setya Novanto (Setnov) resmi diumumkan. Ada 247 kader yang menjadi pengurus. Kepengurusan hasil Munaslub di Bali itu diberi nama Akselerasi Kerja.
Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto mengatakan, dia tidak ingin pengurus baru partainya berpolemik secara internal. Dia ingin mengedepankan kerja seperti yang terus digaungkan Presiden Jokowi. Â
"‎Kami ingin kerja, kerja, kerja, dalam 100 hari mendatang saya akan mengunjungi daerah dalam menghadapi Lebaran," kata Setnov dalam acara pengumuman pengurus DPP Golkar, di Slipi, Jakarta Barat, Senin (30/5/2016).
Setnov menerangkan, ada perdebatan panjang dalam proses pembentukan kepengurusan DPP Golkar. Sebab, pembentukan kepengurusan ini bertujuan untuk rekonsiliasi sesuai Munaslub.
‎"Implementasi visi negara kesejahteraan harus tercermin dalam struktur dan pembidangan kerja. Maka kami lakukan penajaman untuk menunjang visi negara kesejahteraan," terang dia.
Setnov mengatakan, pondasi yang menjadi acuan ialah wacana modernisasi partai. Karena itu harus tercermin dalam struktur dan pembidangan kerja
Baca Juga
"Mencerminkan Indonesia, kebhinekaan, SARA, semua kami lakukan secara proporsional dan sesuai ketentuan organisasi," ucap dia.
Mantan Ketua DPR ini menambahkan, dalam menentukan pengurus Golkar, dia juga mempertimbangkan regenerasi kepengurusan, dan pertimbangan mengenai keterwakilan perempuan sesuai amanah UU Parpol, yaitu keterwakilan di Parpol sekurangnya 30 persen.
"Ini menjadi pertimbangan penting. Dalam struktur alhamdulillah Golkar punya stok banyak kader perempuan. Detik terakhir empat jam masih ngitung tuh," ucap dia.
Setnov menuturkan, ada landasan right man on the right place yang dipertimbangkan dalam menyusun kepengurusan, agar para pengurus ke depannya bisa bekerja dengan sigap.
"Periode kepengurusan cukup pendek, tinggal 3 tahun lagi. Sementara agenda politik sudah membentang, ada pilkada 2017, 2018, dan pemilu 2019 pileg dan pilpres serentak. Untuk itu diperlukan percepatan kaderisasi, konsolidasi,"Â Setya Novanto menandaskan.