Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menegaskan sterilisasi jalur khusus Transjakarta harus dilakukan. Meskipun, sterilisasi ini berdampak bertambah macet jalanan.
"Mau enggak mau busway harus steril supaya ada jalur evakuasi. Mau enggak mau pasti macet," ujar Ahok di Balai Kota Jakarta, Senin (13/6/2016).
Ahok mengatakan menerapkan kembali aturan ini agar warga dapat beralih dari kendaraan pribadi ke moda transportasi umum.
Saat ini, DKI sedang membangun transportasi masal seperti Mass Rapid Transit (MRT), light Rail Transit (LRT), serta jalur simpang susun Semanggi untuk mengurai kemacetan di Ibu Kota. Sebab, Ahok menargetkan pada Asian Games 2018, simpang susun Semanggi telah selesai.
"Kan sekarang kita ada MRT dan jalur simpang susun Semanggi. Kita mau kejar Asian Games," ujar Ahok.
Agar sterilisasi dapat tercapai, lanjut Ahok, tidak diperlukan Peraturan Daerah baru. Selain itu, Ahok menyadarai tidak dapat mensterilkan seluruh koridor. Pihaknya bersama Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya akan fokus mensterilkan koridor yang padat. Ahok mencontohkan koridor 1 yang sudah cukup steril.
"Enggak pake Perda-perdaan gituan, udah ada aturannya. Jadi dari dulu jalur busway memang steril. Lalu alasan macet, saya tanya kalau dikasih satu jalur busway enggak macet? Macet juga. Sementara koridor yang padat. Kalau mau seluruh koridor supaya terkoneksi. Koridor satu dulu (steril), karena koridor lain bus umum belum cukup," tegas Ahok.
Selain itu, Ahok menyebut polisi tak bisa lagi menggunakan hak deskresi untuk membiarkan pengendara melewati jalur Transjakarta saat jam sibuk.
Sebelumnya diberitakan, terdapat beberapa jenis kendaraan yang bisa melintasi busway. Seperti mobil pemadam kebakaran, ambulans, mobil menteri berplat RI. Penggunaan bus Transjakarta itu sebagai alternatif jalur evakuasi saat macet melanda Jakarta.
Sedangkan kendaraan milik kedutaan besar berplat CD, Ahok menegaskan tak mengizinkannya melintasi jalur khusus tersebut.