Pedagang Telur Rebus Busuk Raup Untung Rp 9 Juta per Bulan

Konsumen telur busuk itu adalah penjual bakso, pemilik warung makan, dan tukang siomay.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 17 Jun 2016, 16:59 WIB
Diterbitkan 17 Jun 2016, 16:59 WIB
Telur Busuk
Ribuan telur busuk temuan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Bogor (Liputan6.com/Achmad Sudarno)

Liputan6.com, Bogor - Satuan Reserse Kriminal Polres Bogor Kota memeriksa Solahudin (33), penjual telur rebus busuk di Gang Pedati, Pasar Bogor, Jumat dini hari tadi. Dia ditangkap saat hendak mendistribusikan telur tidak layak konsumsi itu di Gang Pedati, Pasar Bogor, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor.

"Solahudin masih diperiksa sebagai saksi," ujar Kasubag Humas Polresta Bogor AKP Maman Firmansyah di Mapolresta Bogor, Jumat (17/6/2016).

Selain pedagang, penyidik juga memeriksa pemilik pengolahan telur rebus tidak layak konsumsi bernama Edi Supriyadi. "Belum ada yang ditetapkan sebagai tersangka. Kami masih mengumpulkan keterangan dari pedagang dan pemilik usahanya," kata dia.

Menurut dia, kepolisian juga akan mengirimkan sampel telur rebus busuk kepada Badan POM dan Dinas Kesehatan untuk diuji laboratorium. "Untuk memastikan kalau telur busuk mengandung bakteri, kita perlu uji lab. Nanti hasil sampel ini sebagai bukti untuk menjerat penjual maupun pemilik usaha," terang dia.

Maman mengatakan, berdasarkan keterangan Solahudin, konsumen telur busuk itu adalah penjual bakso, pemilik warung makan, dan tukang siomay.

"Warga untuk dikonsumsi sendiri juga ada. Karena harganya murah, jadi lebih memilih beli telur yang sudah jadi," ujar dia.

Sementara itu, Solahudin mengaku sudah lima tahun menjual telur rebus busuk di Pasar Bogor. Namun ia tidak sendiri menjual telur tidak layak konsumsi itu.

"Di Pasar Bogor ada sekitar 11 orang yang jualan telur ini. Ngambilnya dari tempat pengolahan telur di Caringin, Kabupaten Bogor," ungkap Solahudin.

Dalam sehari, warga Kampung Curug Dengdeng, Desa Caringin, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor ini mampu menjual 6.000 butir telur. Telur tersebut dijual seharga Rp 500 per butir.

"Satu butir telur cuma ambil untung Rp 50. Kalau sehari habis dapet untung Rp 300 ribu," ucap dia. Dengan demikian, dalam satu bulan, dia mampu meraih keuntungan hingga Rp 9 juta.

Solahudin tidak mengetahui jika telur yang ia jual tidak layak konsumsi dan bisa menimbulkan penyakit bagi yang mengonsumsinya. Sebab, selama lima tahun ia menjual telur tidak ada keluhan dari para konsumen.

"Sebelum direbus, disortir dulu. Yang jelek enggak dijual," ujar dia.

Solahudin diamankan petugas saat menjual telur busuk di Gang Pedati, Pasar Bogor Jumat dini hari. Selain mengamankan penjual telur rebus busuk, polisi juga menyita 5.700 butir telur (sebelumnya 21 ribu butir telur) yang siap jual. Selain itu, polisi juga menyita belasan telur rebus yang dikemas dalam kantung plastik bening sebagai campuran rendang.

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya