Pramuka 'Cantik' Sambut Pemudik di Bunderan Kedawung Cirebon

Nur juga tak khawatir kulitnya menghitam, akibat bermandi cahaya matahari, karena ia landasi dengan keikhlasan.

oleh Audrey Santoso diperbarui 01 Jul 2016, 20:28 WIB
Diterbitkan 01 Jul 2016, 20:28 WIB
Pramuka Cantik
Nur saat membantu polantas menertibkan arus mudik Lebaran 2016 di Bunderan Kedawung, Cirebon. (Liputan6.com/Audrey Santoso)

Liputan6.com, Cirebon - Di antara beberapa anggota pramuka yang turun ke jalanan membantu polisi mengatur arus mudik, berdiri seorang pramuka 'cantik' berkerudung.

Namanya Nur Khofifah Abas, gadis 16 tahun ini adalah anggota Gugus Depan 19-002 Ranting Kedawung, Cirebon.

Nur membantu polisi mengatur lalu lintas, dengan mengibarkan bendera merah kecil yang terpasang di ujung tongkat kayu di tepi jalan.

"Anggota pramuka punya tiga janji yang disebut Trisatya. Di poin kedua, kita punya janji menolong sesama makhluk hidup dan ikut serta membangun masyarakat," kata Nur saat ditemui Liputan6.com di Pos Mudik Bunderan Kedawung, Cirebon, Jawa Barat, Jumat (1/7/2016).

"Kebetulan arus mudik ini ramai dan butuh banyak SDM (sumber daya manusia) untuk di lalu lintas," sambung dia.

Siswi SMK Negeri 1 Kedawung ini mengatakan, ia bersama empat teman sekolahnya sejak Rabu lalu 29 Juni 2016 membantu polantas mengawasi arus lalu lintas.

Tak hanya arus lalu lintas, Nur juga membantu warga yang mayoritas ibu-ibu serta lansia, saat hendak menyeberang jalan.

"Tapi kemarin kita di-briefing, kalau mau bantu menyeberang jalan pun harus minta ditemani polisi. Karena kan pengalaman kita masih terbatas," ujar dia.

Gadis mungil setinggi 150 centimeter dan berhidung mancung itu mengatakan, keterlibatannya dalam kegiatan sosial ini menyimpan suka duka tersendiri.

Sukanya, Nur memiliki pengalaman baru karena tahun ini kali pertamanya dia turun ke jalan. Dukanya, ia harus menghabiskan waktu Liburan tanpa keluarga dan berpanas-panasan di bawah terik mentari.

"Sukanya sih nambah pengalaman, bisa jadi seru kalau dibawa happy. Ya, dukanya waktu luang tersita. Di hari libur, panas-panasan di jalan," tutur dia.

Nur juga tak khawatir kulitnya menghitam, akibat bermandi cahaya matahari di bawah langit Kota Wali tersebut. Karena keikhlasan modal dia berbakti kepada masyarakat.

"Saya merasa punya kewajiban membantu dan harus ikhlas," pungkas Nur.



**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya