Liputan6.com, Jakarta - Subuh tadi, Tina Herawati dikejutkan dengan suara tembakan senapan angin sebanyak empat kali dari kamar anaknya, Brigadir Heri Budianto (27). Dia lantas menghampiri sumber suara.
Kaget bukan main saat ibu berusia 52 tahun itu mendapati anaknya, tertelungkup sambil menangis di samping tempat tidurnya. Tina menanyakan perihal kenapa anaknya menangis, namun tak dijawab.
"Saksi (ibu korban) lalu mengambil senapan angin yang tergeletak di lantai. Kemudian dibuang ke kali dekat rumahnya," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Awi Setiyono di Jakarta, Senin (4/7/2016).
Sang ibu khawatir terjadi hal yang tidak diinginkan dengan anaknya apabila senapan angin itu masih ada di dekatnya. Sebab beberapa hari sebelumnya, Heri yang merupakan anggota Sabhara Polda Metro Jaya itu sempat menembak badannya menggunakan senapan yang sama.
"Kemudian ibunya keluar mencari pertolongan, mendatangi rumah Ketua RT tapi nggak ketemu. Kemudian mendatangi Polsek Pondok Aren," tutur dia.
Petugas yang mendapat laporan langsung mendatangi rumah korban di Pondok Maharta, Pondok Kacang Timur, Pondok Aren, Tangerang Selatan.
Saat itu, kondisi korban sudah mulai kaku. Rupanya korban tewas akibat luka tembak di perut dan hidungnya. "Kondisinya masih telungkup. Ditemukan tiga luka tembak di perut dan satu di hidung," ucap Awi.
Korban kemudian dibawa ke rumah sakit terdekat untuk divisum. Kasus tersebut kini masih ditangani aparat Polsek Pondok Aren. Pihaknya masih menyelidiki penyebab tewasnya korban.
Advertisement