Liputan6.com, Jakarta - Kepala Bagian Protokol Masjid Istiqlal Abu Hurairah mengatakan, pihaknya bersama Gereja Katedral yang berada tepat di seberang masjid, sudah saling mengerti dengan pelaksanaan hari besar masing-masing agama.
Kedua belah pihak pun saling terbuka dalam memberikan ruang dalam perayaan ritual akbar keagamaan, termasuk pemberian lahan parkir.
"Kami sudah saling mengerti. Jadi enggak perlu begitu (koordinasi lahan parkir). Tiap tahun termasuk pihak sana yang mengadakan acara, di sini pun langsung saja. Dengan Katedral sudah dekat sekali," tutur Abu di Masjid Istiqlal, Jalan Taman Wijaya Kusuma, Pasar Baru, Sawah Besar, Jakarta Pusat, Selasa (5/7/2016).
Advertisement
Senada dengan Abu, pihak keamanan Gereja Katedral Adhi Purwanto juga mengakui tidak ada yang baru terkait keterbukaan lokasi lahan parkir. Pihak Katedral maupun Istiqlal dari tahun ke tahun selalu toleransi.
"Kita enggak ada persiapan khusus. Sifatnya juga kan back up. Tentunya Istiqlal malah yang persiapan. Kita malah koordinasi saja nanti dengan polisi. Memang setiap tahun begitu," ujar Adhi di Gereja Katedral, Jakarta Pusat.
Parkiran di Gereja Katedral biasanya malah lebih banyak diisi pihak kepolisian dan keamanan, yang tentunya bertugas melakukan penjagaan di masjid.
"Nanti memang sebagian besar parkiran malah diisi polisi juga. Itu biar memudahkan mereka patroli juga," jelas dia.
Gereja Katedral hanya mampu menampung sekitar 75 mobil. "Daya tampung di sini 50 sampai 75 mobil. Roda dua malah jarang parkir di sini," ujar Adhi.
Adapun terkait pengamanan parkir jemaah salat Id, pihak gereja menyerahkan sepenuhnya kepada aparat kepolisian yang bertugas. Sebab, di hari biasa hanya ada 3 penjaga keamanan di gereja. Itupun mereka hanya bekerja selama 8 jam.
"Pengamanan sepenuhnya dari polisi. Dari gereja ya seperti biasa 3 orang. Dari polisi belum tau ada berapa," pungkas Adhi.