Liputan6.com, Jakarta - Meski belum resmi dirilis, namun demam gim Pokemon Go sudah mulai terlihat di Indonesia. Berbagai respons pro-kontra bermunculan terkait dampak permainan itu bagi masyarakat Indonesia, terutama anak-anak.
Pemerhati anak Seto Mulyadi mengatakan, gim Pokemon Go sama seperti permainan-permainan lain yang tentu memiliki sisi positif dan negatif. Tinggal bagaimana masyarakat menyikapinya.
"Sisi positifnya membuat anak kreatif, asyik, terhibur, tertantang, sehingga berbagai kemampuan kecerdasan bisa dilatih," ujar pria yang akrab disapa Kak Seto saat ditemui di Kantor Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Jakarta, Sabtu (16/7/2016).
Kak Seto menjelaskan, gim ini mampu meningkatkan rangsangan terhadap gerak motorik dan sosialisasi anak. Anak-anak dapat bermain di alam bebas dan berkumpul bersama teman-temannya. Namun, ada yang lebih penting dari itu semua, yakni harus ada peran orangtua.
"Sebagaimana permainan lain, kalau sudah berlebihan dan tidak kenal waktu, tidak seimbang dengan aktivitas lain, lupa belajar, ibadah, kegiatan keluarga di rumah, itu bahaya. Jadi mohon ada pengawalan dan kontrol dari orangtua dan masyarakat," tegas dia.
Para orangtua tidak lantas melarang anaknya bermain gim tersebut. Namun mereka harus bekerjasama dengan masyarakat di lingkungannya agar turut serta mengawasi anak-anaknya. Selain itu, orangtua harus memastikan tempat bermain ini aman bagi mereka.
"Ketika sudah keluar rumah mencari (Pokemon), mohon agar tempat-tempat ini dipastikan aman. Misalnya di dalam kompleks, bekerja sama dengan masyarakat, pengurus RT, RW untuk memastikan bahwa kompleks ini aman," ucap Kak Seto.
"Jangan sampai situasinya tidak aman. Anak yang bermain justru terpancing menjadi korban kekerasan, kecelakaan, dan sebagainya," imbuh dia.
Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) ini juga menekankan, agar anak-anak tidak sepenuhnya dikuasi oleh gim Pokemon Go. Harus ada peran serta kontrol yang dilakukan orangtua dan masyarakat sekitar.
"(Gim) ini sebagai alat. Jangan sampai kita diperalat oleh permainan ini. Kita yang menguasai permainan ini, sehingga kalau betul-betul dikendalikan dengan tepat justru akan berdampak positif bagi anak. Tapi, kalau lepas dari pengawasan orangtua, pendidik, itu bisa berbahaya bagi anak," pungkas Kak Seto.
Demam Pokemon Go, Ini Pesan Kak Seto untuk Para Orangtua
Kak Seto menjelaskan, gim Pokemon Go mampu meningkatkan rangsangan terhadap gerak motorik dan sosialisasi anak.
diperbarui 16 Jul 2016, 18:29 WIBDiterbitkan 16 Jul 2016, 18:29 WIB
DKM Masjid Raya Cirebon ingatkan perburuan pokemon bisa menjadi candu. (Liputan6.com/Panji Prayitno)
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Ada Perempuan Curhat tentang Suaminya, Harus Bagaimana? Simak Nasihat Ustadz Das'ad Latif
Wapres Ma'ruf: Kita Boleh Mengakhiri Jabatan, tapi Tidak Boleh Akhiri Pengabdian
Viral di TikTok, Tren Cek Khodam Akan Diangkat ke Layar Lebar
Mengenal Eris, Planet Katai Terjauh di Tata Surya
Jadwal Sholat DKI Jakarta, Jawa dan Seluruh Indonesia Hari Ini Sabtu 5 Oktober 2024
KJP Bakal Dihapus Bila Program Sekolah Swasta Gratis Diberlakukan? Ini Kata DPRD Jakarta
Art Jakarta 2024, Merayakan Karya Seni dalam Berbagai Rupa dan Aktivasi Anti-mainstream
Tambang Emas Ilegal Solok Memakan Korban Jiwa, Tanggung Jawab Siapa?
Amalan dari Buya Yahya agar Dapat Rezeki Berlimpah, Amalkan di Waktu Ini
Soal Pemindahan ASN, Menteri Suharso Segera Cek Kesiapan Sarana Pendukung di IKN
Polres Banjar Tangkap Begal Pakai Celurit Hingga Lukai Korban
5 Foto Perpisahan Wahana Antariksa yang Dikirim ke Bumi