Panglima TNI Target 5 Besar Penyumbang Pasukan Perdamaian

Menurut dia, dengan seriusnya Indonesia mengirimkan pasukan perdamaian maka akan ada manfaat yang dapat dicapai.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 29 Jul 2016, 19:22 WIB
Diterbitkan 29 Jul 2016, 19:22 WIB
20160729-Panglima TNI Tinjau Proses Produksi Film I Leave My Heart In Lebanon-Garuda 23-Jakarta
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo (tengah) memberi arahan usai melihat syuting film ”I Leave My Heart In Lebanon-Garuda 23” di Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (29/7). Film bertema misi perdamaian pasukan TNI. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengatakan Indonesia punya peran besar dalam pasukan perdamaian dunia di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Pernyataan ini didasari fakta kuat. Ribuan prajurit Indonesia dikirim ke berbagai misi PBB sejak tahun 1957. "Dari 194 negara kita nomor 10 dari jumlah," sebut Gatot di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jumat (29/7/2016).

Walau sampai saat ini punya peran besar, TNI tak akan berhenti di titik itu saja. Dia memastikan target besar sudah disasar TNI. Yaitu dalam beberapa tahun ke depan, Indonesia ada di lima besar penyumbang pasukan perdamaian terbanyak.

"Ambisi kita jadi lima besar dengan mengirimkan 4 ribu peace keeper," tegas Gatot.

Tak hanya turut serta dalam misi itu, TNI juga menorehkan prestasi lebih dalam tugas kemanusiaan tersebut. Prestasi itu diakui oleh dunia.

"Sampai sekarang kita terbaik, ini dipahami tentara luar negeri yang juga bersama-sama dengan kita (menjalankan misi perdamaian PBB)," tegas Gatot.

Karena itu, Gatot berharap prestasi ini tidak jalan di tempat. Gelar itu dapat dipertahankan atau ditingkatkan ke level yang lebih tinggi.

Menurut dia, dengan seriusnya Indonesia mengirimkan pasukan perdamaian maka akan ada manfaat yang dapat dicapai. 

Manfaat tersebut adalah Indonesia dinilai dunia, telah berperan aktif menciptakan perdamaian. Tak cuma di kawasannya saja, namun di seluruh dunia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya