Liputan6.com, Jakarta - Mantan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komisaris Jenderal (Purn) Anang Iskandar meragukan curhatan gembong narkoba yang telah dieksekusi mati Freddy Budiman kepada Koordinator Kontras Haris Azhar. Disebutkan jika Freddy mengaku telah memberikan ratusan miliar rupiah kepada penegak hukum di Indonesia untuk melancarkan bisnis haramnya.
Menurut Anang, Freddy yang juga merupakan pecandu berpotensi berbohong. Namun Anang tak menampik adanya upaya beberapa bandar narkotika untuk mendekati aparat. Hal itu, menurut dia, untuk memastikan bisnis haram yang dijalankan mereka lancar.
"Secara umum bandar narkoba pasti dekati aparat, siapa saja, untuk mendapatkan kemudahan. Dalam perjalanannya kuat-kuatan saja," kata Anang saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Sabtu (6/8/2016).
Advertisement
Dia mencontohkan, kasus dugaan pencucian uang dengan perkara pokok narkotika yang melibatkan Faisal, bandar asal Aceh. Faisal ditangkap dari pengembangan penangkapan beberapa kurir dan bandar sebelumnya.
"Dia menawarkan Rp 10 miliar, cash," tutur Anang.
Sebelumnya, Koordinator Kontras Haris Azhar mengunggah tulisan yang berjudul "Cerita Busuk dari seorang Bandit: Kesaksian bertemu Freddy Budiman di Lapas Nusa Kambangan (2014)" ke media sosial. Tulisan itu berisi curhatan Freddy.
Kepada dia, Freddy Budiman mengaku telah memberikan ratusan miliar rupiah kepada penegak hukum di Indonesia untuk melancarkan bisnis haramnya di Tanah Air. Haris Azhar mengakui dialah penulis artikel singkat tersebut. Pada konferensi pers di Kontras, dia juga mengaku sudah memberikan tulisannya ke juru bicara Presiden Joko Widodo, Johan Budi.