Fadli Zon: Dunia Pendidikan Bukan Kelinci Percobaan

Sistem sekolah sehari penuh ini juga akan mengubah gaya hidup, salah satu contohnya persoalan antar jemput anak.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 12 Agu 2016, 09:11 WIB
Diterbitkan 12 Agu 2016, 09:11 WIB
20160718-Tingkah Anak Sekolah di SDN Pasar Baru 05-Jakarta
Seorang anak menguap ketika upacara pada hari pertama sekolah di SDN Pasar Baru 05, Jakarta, Senin (18/7). Usai libur Idul Fitri, para siswa kembali beraktivitas mengikuti pelajaran di sekolah untuk tahun ajaran 2015-2016. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua DPR Fadli Zon meminta agar pendidikan Indonesia jangan dijadikan sebagai bahan percobaan. Hal itu mengingat Mendikbud Muhadjir Effendy sempat mengatakan akan menerapkan sistem full day school atau sekolah sehari penuh.

"Dunia pendidikan kita ini jangan dijadikan kelinci percobaan. Ini bukan waktunya untuk menjadikan kelinci percobaan dan siswa-siswa kita juga bukan kelinci untuk dijadikan percobaan," tutur Fadli di Kompleks Parlemen Senayan Jakarta, Kamis, 11 Agustus 2016.

Oleh karena itu, ucap dia, perlu pengkajian yang matang dan mendalam terlebih dahulu sebelum memutuskan akan benar-benar menerapkan sistem sekolah sehari penuh. Kemudian harus dilakukan uji coba dulu dan dibuat percontohannya terlebih dahulu karena menurut Fadli ini tidak mudah secara filosofis dan teknis.

"Perlu dikaji dulu secara mendalam. Ini kan masalah FDS adalah apa sudah ada kesiapan dari murid, siswa, guru, infrastruktur sekolah, terutama perangkat-perangkat pelajaran kurikulum dan sebagainya," ucap Fadli.

Tak hanya itu, menurut dia, sistem FDS ini juga akan mengubah gaya hidup, salah satu contohnya persoalan antar jemput anak. Jadi sistem ini harus dikaji secara mendalam dan cermat.

"Jangan hanya ada ide, diterapkan, kemudian dikoreksi lagi. Namanya tidak ada perencanaan matang," tutur dia.

Ganti Menteri Ganti Kebijakan

Politikus Gerindra ini mencurigai sistem sekolah sehari penuh adalah ide Presiden Jokowi. Sebab, sejak awal Jokowi menegaskan bahwa di setiap kebijakan hanya ada visi dan misi presiden, bukan menteri.

"Jadi menteri cuma pelaksana dari presiden. Ini jangan-jangan ide presiden, tapi sekali lagi yang perlu kita cermati jangan sampai ganti menteri ganti kebijakan. Ini adagium lama tapi masih terjadi," ujar Fadli.

Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengatakan, jangan sampai menterinya baru membuat kebijakannya baru. Dia berharap menteri baru berdiskusi dulu dengan menteri lama.

"Sebaiknya ngomong dengan yang lama, bagaimana konsep menteri lama, kemudian dibahas dengan stakeholder lain, implikasinya kepada sistem yang ada sekarang bagaimana," ucap Fahri.

Sebab, kata dia, jika sistem sekolah sehari penuh diterapkan maka harus banyak yang diubah seperti jam sekolah, logistik, bahkan konsep sekolah.

"Itu enggak gampang, harus dipikirkan, jangan ganti menteri ganti kebijakan. Sebab itu membingungkan. Kalau bisa sebelum konsepnya matang jangan bicarakan dulu sebab apa yang sudah ada menjadi terganggu," kata dia.

"Matangkan dulu konsepnya, bahas dengan DPR atau konstituen atau stakeholder pendidikan yang ada di dalam atau luar pemerintahan. Lalu rancang, jangan spontan," ujar Fahri.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya