Liputan6.com, Jayapura - - Sejumlah pemuda-pemudi di Papua tergerak untuk mengejar ketertinggalan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi di tempat tinggal mereka. Mereka menyesalkan teknologi belum termanfaatkan dengan baik di Papua.
Salah satunya Martina Serondanya. Remaja 16 tahun itu mengaku miris ketika teknologi informasi dan komunikasi tidak dimanfaatkan dengan baik di desanya.
Baca Juga
"Ada internet dan jaringan. Tapi masih kurang dimanfaatkan," ujar Martina kepada Liputan6.com, Rabu (28/9/2016).
Advertisement
Terlebih, dia ingin mengimplementasikan ilmu yang dia dapat di sekolah. Dia ingin memaksimalkan ilmu kejuruannya, Teknologi Komunikasi Jaringan.
"Saya kira bagus karena sesuai dengan jurusan. Jadi ingin lebih membangun lagi itu jaringan," kata pelajar SMKN 3 Depapre, Jayapura itu.
Ketua Relawan Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) Jayapura, Ari Syarifuddin M mengatakan, Papua memiliki potensi besar tapi belum dikembangkan. Sebab, warganya sulit mengakses pembelajaran tentang teknologi informasi dan komunikasi.
"Mereka mau, tapi sulit dapat akses. Mereka juga sudah melek teknologi. Namun ada anggapan belajar teknologi butuh biaya besar," ucap Ari.
Oleh karena itu, dia dan kawan-kawannya tergerak untuk membantu memelekkan masyarakat Papua.
"Kita pendekatannya ke tokoh adat dan pemerintah desa. Kita juga merangkul pihak lain seperti Jerat Papua," kata Ari.
Pernah, para relawan ini membuat website untuk sebuah desa tertinggal. Yakni Kampung Sarawandori, di Kota Serui, Kepulauan Yapen. Butuh usaha keras untuk itu.
"Namun, terbayar ketika potensi kampung tersebut bisa dilihat oleh dunia," ujar perwakilan Jaringan Kerja Rakyat (Jerat) Papua, Alldo F Mooy.