Sebelum Menuju Istana, Buruh Sempat Adu Mulut dengan Polisi

Melihat massa buruh yang ngotot ingin tetap berdemo di depan istana, polisi mencoba menjelaskan alasan mereka dialihkan ke taman pandang.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 29 Sep 2016, 15:03 WIB
Diterbitkan 29 Sep 2016, 15:03 WIB
20160929-Demo-Buruh-Jakarta-FF
Para buruh mengenakan kostum cosplay super hero ketika berjalan menuju Istana Negara, Jakarta, Kamis (29/9). Dalam aksinya, buruh menuntut kenaikan upah mininum Rp 650ribu dan penghapusan Tax Amnesty. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Setelah melakukan aksi unjuk rasa di depan gedung Mahkamah Konstitusi (MK), massa buruh yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) melanjutkan aksinya di depan Istana Kepresidenan, Jakarta. Sempat terjadi aksi adu mulut antara massa buruh dan para polisi yang melakukan penjagaan.

Buruh meminta agar mereka diizinkan menyampaikan aspirasinya di Jalan Medan Merdeka Utara, tepat di seberang halaman Istana Kepresidenan. Sedangkan polisi meminta agar buruh cukup menyampaikan aspirasinya di taman pandang di area Monumen Nasional (Monas).

"Kami ingin di depan Istana Pak. Kita kan sudah koordinasi," ujar seorang buruh kepada pihak kepolisian, di lokasi, Kamis (29/9/2016).

Melihat massa buruh yang ngotot ingin tetap berdemo di depan istana, polisi pun mencoba menjelaskan alasan mereka dialihkan ke taman pandang.

"Bapak, sekarang kalau ingin menyampaikan aspirasi tempatnya di sini. Semua elemen masyarakat sekarang di sana. Jadi jalannya lewat sini. Kami sudah membuka lebih lebar barier nya. Jadi silakan lewat sini," ujar salah seorang polisi bernama AKBP Latief. 

Setelah beberapa menit berdebat, massa buruh akhirnya bersedia untuk berpindah tempat dan melanjutkan unjuk rasa di depan Istana Kepresidenan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya