Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla(JK) bertemu dengan para pengurus Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI). Dalam pertemuan itu, ICMI juga mengajak serta para profesor dari Hartford Seminarry yang baru saja diskusi soal pluralisme di Indonesia.
JK mengatakan, banyak orang yang melihat hidup di Indonesia cukup mudah terutama soal agama. Hanya Indonesia yang memiliki hari libur nasional setiap agama yang ada. Belum lagi libur nasional lainnya dan itu tidak terjadi di negara lain.
Baca Juga
"Di kabinet, di Amerika Serikat ada cuma ada Kristen dan Katolik. Tapi di Indonesia ada semua. Bahkan dua kali kabinet yang telah saya buat dengan pak Presiden ada banyak agama," kata JK di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Senin (17/10/2016).
Advertisement
JK sempat mencontohkan beberapa konflik yang ada di Indonesia, misalnya saja di Ambon, Poso, dan Aceh. Konflik terjadi bukan karena agama tapi karena politik demokrasi, termasuk soal ekonomi.
Hal sama juga terjadi di dunia. Terorisme di dunia terutama yang terjadi di Timur Tengah terjadi karena anak muda yang marah. Belum lagi, didorong dengan kondisi negara yang gagal.
"Tidak ada masa depan, makanya mereka fight. Akhirnya bunuh diri karena para pemimpinnya ngajarin gimana caranya masuk surga. The fight, like in Ambon, karena pimpinan mereka bilang, kalau mau dapat surga ya bunuh yang lainnya. Mereka membunuh satu sama lain untuk bisa masuk surga. Biasanya bukan karena praktek agama," tegas JK.
Dengan segala keberagaman dan konflik yang terjadi, Indonesia memang terus berbenah. Pluralisme ini akan terus dijaga agar tercipta kebersamaan yang damai.
"Kami enggak mengatakan lebih baik daripada lainnya tapi kami berusaha lebih baik agar tercapai kebersamaan," pungkas JK.