Penyerang Polisi di Tangerang Pernah Dilaporkan Keluarga ke BNPT

Keluarga Sultan Aziansyah sudah mencium gelagat mencurigakan sebelum penyerangan tiga polisi di Pospol Cikokol terjadi.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 21 Okt 2016, 13:52 WIB
Diterbitkan 21 Okt 2016, 13:52 WIB
Penyerangan Polisi
Polisi Tangerang diserang seorang pria bersenjata tajam.

Liputan6.com, Jakarta - Keluarga Sultan Aziansyah sudah mencium gelagat mencurigakan sebelum penyerangan tiga polisi di Pospol Lalu Lintas di Jalan Perintis Kemerdekaan, Cikokol, Tangerang, terjadi. Bahkan, keluarga pernah melaporkan Sultan ke Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dua bulan lalu.

"Jadi kakaknya yang polisi ini sudah pernah berupaya untuk melaporkan perilaku menyimpang adiknya ke BNPT," kata Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Boy Rafli Amar di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Jumat (21/10/2016).

Sultan, jelas Boy, juga pernah melakukan kunjungan ke Lapas Nusakambangan Juni 2015 untuk menemui narapidana kasus terorisme Aman Abdurrahman. Maman juga dikenal sebagai Jamaah Anshorut Daulah (JAD) yang berafiliasi ke ISIS.

"Empat bulan Sultan berada di pesantren, kakaknya berupaya menjemput tepatnya Oktober 2015. Bahkan sempat dilakukan pemeriksaan kepada Sultan di salah satu polsek terdekat," tutur Boy.

"Ini upaya yang dilakukan kakaknya. Termasuk kakaknya juga memberikan beberapa materi laporan untuk menyadarkan adiknya. Ini upaya keluarga untuk menyadarkan Sultan termasuk melaporkan ke BNPT," Boy membeberkan.

Aksi teror di Cikokol, Tangerang terjadi Kamis 20 Oktober sekitar pukul 07.10 WIB. Tiga anggota polisi terluka atas kejadian tersebut, termasuk Kapolsek Tangerang Kota Kompol Effendi.

Sedangkan Sultan tewas karena kehabisan darah setelah ditembak di bagian paha dan perut. Sultan meregang nyawa saat dalam perjalanan dari rumah sakit Tangerang menuju Rumah Sakit Polri, Kramatjati Jakarta Timur.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya