2 Alasan Anton Medan Datangi Polda Metro soal Demo 4 November

Anton berharap, massa dapat menyampaikan aspirasinya pada 4 November dengan santun.

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 31 Okt 2016, 17:11 WIB
Diterbitkan 31 Okt 2016, 17:11 WIB
20161031-Anton Medan Temui Kapolda Metro Jaya-Jakarta
Ketua Umum PITI Anton Medan berjalan keluar dari Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (31/10). Anton Medan datang menemui Kapolda Metro Jaya Irjen Mochamad Iriawan untuk meminta jaminan keamanan Jakarta saat demo 4 November nanti (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Liputan6.com, Jakarta - Mantan preman Anton Medan mendatangi Markas Polda Metro Jaya. Dia melakukan pertemuan tertutup dengan Kapolda Metro Jaya Irjen Mochamad Iriawan dan sejumlah petinggi kepolisian lainnya.

Sekitar satu jam lebih, Anton yang kini menjadi pendakwah keluar dari ruang Kapolda Metro Jaya. Dia menjelaskan pertemuan itu untuk memastikan rencana demo besar-besaran di Jakarta pada Jumat, 4 November 2016 nanti berjalan aman dan damai.

"Jadi silakan demonstrasi, itu dilindungi undang-undang. Tapi dengan catatan, jangan anarkis. Saya dukung, itu hak rakyat," ujar Anton di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin (31/10/2016).

Anton berharap massa dapat menyampaikan aspirasinya dengan santun. Dia tidak ingin aksi tersebut ditunggangi oleh kepentingan segelintir orang yang justru dapat memecah-belah keutuhan Indonesia.

"Jangan ada kekerasan, jangan ada SARA, jangan ada caci-maki, jangan ada merusak-merusak itu," tutur dia.

Setidaknya ada dua hal yang mendorong Anton Medan menemui Kapolda Metro Jaya jelang rencana demo besar-besaran pada Jumat, 4 November nanti.

Bikin Gelisah

Pria pemilik nama asli Tan Hok Liang itu mengklaim menerima beberapa keluhan masyarakat terkait rencana demo besar-besaran 4 November di Ibu Kota. Mereka khawatir akan ada provokasi pada demo tersebut yang dapat memicu terjadinya kerusuhan.

"Kegelisahan itu mereka curahkan kepada saya. Termasuk saya gelisah bangsa ini mau jadi apa, sih. Maka kita harus percaya kepada aparat kepolisian sebagai penegak hukum, maka saya datang ke sini," ucap Anton.

Apalagi, kata Anton, provokasi sudah terlihat begitu masif, baik melalui dunia maya maupun pesan berantai jelang rencana demo tersebut. Kondisi tersebut semakin membuat resah masyarakat.

"Saya tidak bicara kelompok tertentu. Yang jelas, masyarakat gelisah, pedagang gelisah, rakyat kecil gelisah, saya pun gelisah. Maka saya minta jawaban dari Kapolda," ucap Ketua Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) itu.

Khawatir Tragedi 98 Terulang

Anton menegaskan, kehadirannya ke Mapolda Metro Jaya tidak ada kaitannya dengan kepentingan Pilkada serentak 2017 yang tengah bergulir. Dia datang mewakili masyarakat yang khawatir terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada aksi demo tersebut.

"Kegelisahan kita salah satu itu khawatir ada berbuat makar. Mereka takut seperti (tragedi) 98. Paham, kan," ucap Anton.

Kendati begitu, Anton yakin demo akan berjalan dengan damai dan aman. Dia optimistis masyarakat sudah dewasa dan tidak akan dengan mudah terpecah-belah.

"Saya berdoa mohon kepada Allah selamatkan bangsa kita, berikan kesadaran kepada anak bangsa. Kemerdekaan itu bukan hal yang mudah diperjuangkan. Jadi harapan saya itu tidak ada kejadian apa-apa," kata dia.

Pilih Zikir Ketimbang Demo

Anton menegaskan, dia tidak akan mengikuti aksi demo yang diduga diinisiasi oleh sejumlah organisasi keagamaan itu. Ia memilih berdoa di pesantrennya di kawasan Pondok Rajeg, Cibinong, Bogor, bersama ribuan santrinya.

"Saya mulai malam Jumat, saya zikir, doa bersama seluruh santri saya. Empat ribu orang di kaki langit di pesantren saya," ucap Anton.

Anton juga tetap akan memantau jalannya aksi demonstrasi di Ibu Kota melalui siaran televisi dan pemberitaan di sejumlah media massa dari pesantrennya.

"Ini kan zaman teknologi. Saya di pesantren bisa tahu Amerika, apalagi  kejadian ini," kata Anton Medan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya