Liputan6.com, Jakarta - Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian meminta agar masyarakat tidak terprovokasi melakukan aksi susulan. Hal ini menyusul calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok telah dinyatakan tersangka kasus dugaan penistaan agama.
"Masyarakat jangan terbawa arus terprovokasi. Di bagian timur, di bagian Indonesia Barat, tahan emosi permasalahan perbedaan suku, agama, dan lain-lain," kata Tito usai pertemuan tertutup dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Gedung MUI Jakarta, Jumat (18/11/2016).
Ia menyebut, kalau memang rencana aksi berikutnya, yaitu 25 November dan 2 Desember murni untuk menuntut proses hukum Ahok, sebagai Kapolri dengan tegas menjamin agar kasus ini dapat diselesaikan secepat mungkin.
Advertisement
"Saya minta masyarakat juga tolong lebih cerdas. Melihat demonstrasi itu hak warga, tapi tolong kalau sudah terlalu banyak sulit dikontrol, timbul psikologi massa yang mudah dipicu, apalagi ada pihak ketiga. Kalau akan demo, tolong dibatasi sehingga ada kontrol dari pimpinan demo," ucap dia.
Mantan Kapolda Metro Jaya ini juga akan melaporkan setiap perkembangannya kepada MUI. Tito meminta agar masyarakat percaya kepada Polri.
"Alhamdulillah, kalau percaya langkah-langkahnya kepada kami ya enggak sudah dijanjikan, maka tidak perlu ada demo. Pertaruhannya saya sebagai Kapolri, maka tidak perlu ada demo, ikuti saja," kata dia.
Kalau ada aksi susulan, ucap Tito, dia meminta masyarakat harus cerdas dan jangan terbawa suasana. Sebab, kasihan masyarakat yang butuh keamanan dan ketenteraman karena itu dapat mempengaruhi pembangunan dan negara Indonesia menjadi terpuruk.
"Kasus ini kami kembalikan ke ranah hukum. Hanya saja yang bersangkutan (Ahok) memiliki latar belakang agama dan etnis spesifik, tapi jangan dibawa isu masalah SARA, apalagi kemajemukan, pluralisme. Kita bawa ke masalah hukum saja. Persoalan penodaan agama bisa saja dilakukan dengan orang yang seagama, kebetulan saja ini berbeda," Tito Karnavian menandaskan.
Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) memutuskan kembali turun ke jalan. Mereka akan menggelar demonstrasi bertajuk 'Bela Islam III' pada Jumat 2 Desember 2016.
"Saya hanya ingin tegaskan, kesepakatan yang ada di GNPF MUI, karena Ahok tak ditahan sampai sekarang, maka GNPF MUI memutuskan dengan aklamasi kesepakatan dengan seluruh elemen untuk menggelar aksi Bela Islam III, Jumat 2 Desember 2016," ujar pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab di Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (18/11/2016).
Rizieq mengatakan, aksi lanjutan dari demo 4 November ini akan diikuti berbagai elemen organisasi Islam. Aksi akan dimulai dengan ibadah salat Jumat berjamaah.