JK Tiru Cara Jepang Tingkatkan Ekonomi Dalam Negeri

Melalui Abe, JK mendapat jawaban terkait cara Jepang dalam meningkatkan ekonomi mereka.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 09 Des 2016, 09:10 WIB
Diterbitkan 09 Des 2016, 09:10 WIB
20101010-pembukaan-Tafisa-Ancol-jakarta-HZ4
Jusuf Kalla saat memberi sambutan dalam pembukaan TAFISA Games 2016 ke-6 di Mall Ancol Beach City, Jakarta, Sabtu (8/10/2016). Jusuf Kalla secara resmi membuka gelaran TAFISA yang ke-6. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK mengingatkan pentingnya pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Dengan daya beli masyarakat yang tinggi, produk dalam negeri juga bisa terus berkembang.

Untuk menjaga daya beli masyarakat dan meningkatkan pasar domestik, JK sempat berkonsultasi dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe. Dalam pertemuan itu, JK pun mendapat jawaban terkait cara Jepang dalam meingkatkan ekonomi mereka.

"Apa Jepang punya policy (kebijakan) untuk menghadapi situasi seperti itu? Ya domestik market. Bagaimana Anda meningkatkan domestik market? Kita naikkan gaji dalam negeri dan pekerjaan 2 persen. 2 persen Jepang tentu tinggi," kata JK di Hotel Pullman, Jakarta, Kamis (8/12/2016).

JK menilai, cara Jepang memang patut ditiru. Untuk menjaga atau menciptakan pasar yang baik di dalam negeri, tentu pendapatan masyarakat harus diperhatikan.

"Kita butuh pasar dalam negeri yang lebih sehat. Kalau pendapatan dalam negeri baik tentu banyak hal bisa dibuat. Tentu banyak lagi dalam masyarakat ini, kalau lain-lain orang membeli suatu," imbuh JK.

JK mengatakan saat ini butuh sinergi yang apik antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat agar pertumbuhan ekonomi terus terjaga.

"Karena dalam ekonomi kita harus memproduksi, karena untuk memproduksi harus menjual atau untuk memproduksi sesuatu harus membeli sesuatu, itulah yang harus berkembang," pungkas JK.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya