Puting Beliung Rusak Pesantren di Aceh

Angin kencang juga merusak beberapa atap bangunan rumah toko dan kanopi gerai minimarket.

oleh Liputan6 diperbarui 09 Des 2016, 15:46 WIB
Diterbitkan 09 Des 2016, 15:46 WIB
Top 3: Ini Penampakan Belalai Air di Langit Probolinggo
Belalai air, fenomena angin puting beliung yang membentuk pusaran air hingga menjulang dan terhubung ke awan.

Liputan6.com, Jakarta - Delapan kamar asrama Pesantren Inti Darul Aitami, Kecamatan Mereubo, Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh, rusak akibat terkena angin kencang pada Jumat dini hari tadi. Pengurus Pesantren Inti Darul Aitami Tgk Asrafi di Meulaboh mengatakan, kerusakan menimpa atap bangunan asrama santri pada pukul 01.30 WIB.

"Ada delapan kamar dan bangunan yang masih dalam renovasi. Santri tidur di lantai bawah, puting beliung menerbangkan atap bangunan asrama," kata Asrafi di Meulaboh, Jumat (9/12/2016).

Selain itu, di tengah guyuran hujan lebat, atap asrama santri menimpa dan merusak satu unit bangunan toilet bantuan Baitul Mall Aceh Barat yang berada tidak jauh dari lokasi asrama santri tersebut.

Asrafi mengatakan saat itu santri tengah tidur di lantai bawah. Namun kejadian tersebut sempat membuat santri dan pengurus pesantren yang tinggal di lokasi itu kaget dan berlarian keluar.

Selain itu, angin kencang juga merusak beberapa atap bangunan rumah toko dan kanopi gerai minimarket di ruas Jalan Imam Bonjol, Kecamatan Johan Pahlawan, Aceh Barat.

"Kejadiannya juga tadi malam. Ada beberapa bangunan ruko lain juga atapnya rusak. Malahan ada satu bangunan kecil di depan klinik tadi pagi ambruk dan sudah diperbaiki pemiliknya," kata Deni, salah seorang warga Desa Seuneubok, seperti dikutip dari Antara.

Sementara itu, Kepala Seksi Kedaruratan Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Barat, Budi Sastra, mengatakan puting beliung menyebabkan kerusakan. Namun besarnya masih dalam pendataan.

"Memang ada kejadian puting beliung dan Tim Reaksi Cepat (TRC) masih di lapangan mengumpulkan data. Untuk jumlahnya dan apakah ada warga yang kena kita masih mendata," kata Budi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya