BNPT Sosialisasikan Penanganan Terorisme di Lingkungan Sekolah

Aksi teror yang terjadi di lingkungan sekolah terutama di luar negeri dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir telah menimbulkan korban.

oleh Liputan6 diperbarui 15 Des 2016, 08:15 WIB
Diterbitkan 15 Des 2016, 08:15 WIB
20160803-Kepala BNPT Datangi Komnas HAM-Jakarta
Senyum Kepala BNPT Komjen Suhardi Alius ketika mendatangi kantor Komnas HAM di Jakarta, Rabu (3/8). Kedatangan Suhardi guna membahas penanggulangan terorisme dan HAM bersama Ketua Komnas HAM, Imdadun Rahmat beserta jajarannya. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mensosialisasikan prosedur operasional standar penanganan aksi terorisme di lingkungan sekolah. Khususnya di satuan pendidikan kerjasama atau sekolah internasional di Bali.

Deputi I Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi BNPT Mayjen TNI Abdul Rahman Kadir mengatakan, sosialisasi ini penting dilakukan meski sejauh ini aksi terorisme di Indonesia belum pernah terjadi di lingkungan sekolah.

"Sosialisasi SOP penanganan aksi terorisme di lingkungan sekolah internasional ini, merupakan upaya nyata dari BNPT untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat tentang bahaya yang dapat ditimbulkan dari aksi-aksi terorisme," ujar Abdul Rahman seperti dikutip dari Antara, Kamis (15/12/2016).

Ia mengatakan, aksi teror yang terjadi di lingkungan sekolah terutama di luar negeri dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir telah menimbulkan banyak korban jiwa.

Ia mencontohkan kelompok bersenjata separatis yang mengatasnamakan agama Islam, menyandera ratusan murid di sekolah yang berada di Beslan, Rusia pada 2004. Kemudian serangan teror di lingkungan sekolah di wilayah Qaboun, timur Damaskus pada November 2014.

"Aksi ini merupakan kelanjutan dari rangkaian aksi teror ke sekolah, pelajar, mahasiswa, dan guru Suriah. Tindakan tersebut tentu saja sebagai upaya untuk menarik perhatian publik sehingga diberitakan media dan menimbulkan rasa cemas dan ketakutan luas di kalangan masyarakat," ujar dia.

Pria yang pernah menjadi Direktur Perlindungan BNPT ini mengatakan, dibuatnya SOP sistem pengamanan lingkungan sekolah merupakan kebutuhan yang mendesak.

"Sekolah internasional merupakan fasilitas publik yang sering digunakan untuk beraktivitas oleh banyak pihak, baik instansi maupun masyarakat terkait baik dari dalam maupun luar negeri," kata dia.

Mengingat peranan sekolah internasional tersebut cukup penting dan strategis, maka sekolah internasional membutuhkan suatu sistem pengamanan yang lebih kuat, sehingga mampu memperkecil risiko dan dampak keamanan yang ditimbulkan akibat adanya ancaman terorisme.

"Untuk itulah, kami berharap kegiatan sosialisasi SOP penanganan aksi terorisme di satuan pendidikan kerjasama atau sekolah internasional ini, bisa memberikan dampak positif terhadap pencegahan aksi terorisme," kata mantan komandan Satuan 81/Penanggulangan Teror Kopassus TNI AD ini.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya