Liputan6.com, Jakarta - Tingkatan pukulan cajon dan gendang serta petikan gitar membawa nada riang. Ratusan orang tertunduk khidmat dalam perayaan Natal. Ada yang menggenggam jemari, ada pula ikut bernyanyi dan menggerakkan kaki mengikuti irama nada.
"Glori-Glori Haleluya, selamat Natal dan tahun baru, damai sejahtera, terpujilah nama-Mu selamanya, Haleluya," ucap paduan suara berdiri dengan riang di Gereja Tugu, Jakarta Utara, Minggu (25/12/2016).
Baca Juga
Puluhan anak-anak berlarian, mereka saling kejar, ada pula yang bermain mobil-mobilan. Anak-anak tersebut, asyik dengan dunia mereka sendiri. Ibadah Misa dimulai sejak pukul 09.00 WIB.
Advertisement
Ruangan gereja tak sanggup menampung jemaat. Ratusan bangku di bawah tenda selebar 60 x 40 meter terisi penuh. Para Jemaat khusyuk dalam ibadahnya. Terlebih, kala pendeta memimpin doa dan memberikan pesan Natal.
"Mari kita berdoa bagi saudara kita di Pidie Aceh. Kita berdoa, bagi keluarga Marbun, yang putrinya Intan Olivia jadi korban bom, kita berdoa bagi anak-anak SD di NTT," ucap pendeta Pekariso.
Dalam pesan Natal, pendeta Pekariso mengimbau jemaatnya agar turut serta menyuarakan kebaikan. Melalui Natal ini, pendeta juga menyampaikan suara dari umat Kristiani.
"Hentikan segala penekanan terhadap Palestina, hentikan perang di Suriah, hentikan kekerasan dan pelecehan terhadap anak-anak dan perempuan di Aleppo, atasi masalah imigran Rohingya," ucap Pendeta Pekariso.
Usai pesan Natal tersebut, ratusan jemaat bernyanyi dan berdoa bersama dengan khusyuk. Anak-anak yang riuh dalam permainan tiba-tiba hening dan turut serta bernyanyi dan berdoa Natal di sisi orangtua mereka.