Kepala Syahbandar Angke: Tak Soal Dicopot, Saya Bisa Cepat Kaya

Kepala Kesyahbanadaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Muara Angke Deddy Junaedi mengaku belum terima surat pemberhentian.

oleh Liputan6 diperbarui 03 Jan 2017, 08:14 WIB
Diterbitkan 03 Jan 2017, 08:14 WIB
20170102-Kapal-Perahu-Pelabuhan-Pulau Seribu-Jakarta-Faizal fanani
Penumpang menaiki kapal menuju Kepualauan Seribu, Jakarta, Senin (2/1). Terbakarnya Kapal Zahro membuat Kemenhub akan perketat SOP keselamatan transportasi. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Kepala Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Muara Angke Deddy Junaedi mengatakan belum menerima surat pemberhentian dari jabatannya menyusul insiden terbakarnya KM Zahro Expres yang menyebabkan beberapa penumpangnya tewas.

"Belum ada. Saya belum tahu kabar itu," katanya saat ditemui di kantornya di Jakarta, Senin 2 Januari 2017.

Deddy mengaku tidak masalah apabila dirinya dicopot dari jabatan yang diembannya sejak dua bulan lalu. Hal ini menyusul tragedi KM Zahro Ekspres.

"Saya tidak masalah kalau memang dicopot. Saya bisa cepat kaya, saya bisa berbisnis. Ngapain pusing," tutur dia seperti dikutip dari Antara.

Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Tonny Budiono sebelumnya mengkonirmasi bahwa Syahbandar Muara Angke Deddy Junaedi akan dicopot.

"Ya benar. Alasan terkait terbakarnya kapal Zahro Express," kata Tonny.

Menurut dia, Deddy akan dicopot dan digantikan oleh pelaksana tugas mulai Selasa, 3 Januari 2017.

Tonny menyampaikan, terdapat ketidaksesuaian data pada Surat Persetujuan Berlayar (SPB) kapal Zahro Expres yang terbakar Minggu (1/1).

Pada SPB tertulis jumlah penumpang 100 orang. Namun pada kenyataannya, dikabarkan terdapat lebih dari 100 orang yang menumpang kapal tersebut.

"Jumlah penumpang tertulis 100. Kalau yang ada di atas kapal ada yang bilang 184, ada yang bilang 250. Tapi, yang jelas berbeda dengan yang di manifes," ungkap Tonny.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya