Liputan6.com, Jakarta - Sholat merupakan kewajiban utama dalam Islam yang tidak bisa diganti dengan amalan lain, termasuk fidyah. Namun, bagaimana jika ada orang tua yang semasa hidupnya tidak melaksanakan sholat? Inilah pertanyaan yang sering muncul dan dijawab oleh KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha dalam salah satu ceramahnya.
Menurut Gus Baha, jika seseorang memiliki orang tua yang tidak pernah sholat, maka solusi terbaik bukanlah menggantinya dengan fidyah. Sebab, jika hal ini dilegalkan dalam syariat, bisa muncul fenomena di mana orang-orang secara sengaja meninggalkan sholat dengan alasan bisa ditebus di kemudian hari.
Advertisement
"Kalau terlanjur terjadi orang tua kita nggak sholat, saya ulangi, kalau terlanjur terjadi orang tua kita nggak sholat atau pernah meninggalkan sholat, kita sebagai kiai itu punya cara supaya yang untung itu fakir miskin. Misalnya kita fatwa dikasih fidyah atau fidah atau apa, tapi ini bukan cara yang jadi solusi," kata Gus Baha, dikutip dari kanal YouTube @gondelanulama.
Advertisement
Gus Baha menjelaskan lebih lanjut bahwa jika fidyah dijadikan solusi utama, maka akan ada gerakan masif yang membolehkan sholat diganti dengan harta.
Menurutnya, jika seseorang ingin berbuat baik kepada orang tua yang tidak pernah sholat, maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah menyelesaikan hak sesama manusia atau hak adami. Hal ini sesuai dengan tradisi Islam yang mengutamakan penyelesaian urusan duniawi sebelum menghadapi kematian.
"Dalam syariat Islam, nomor satu itu hak adami. Masyhur itu, kan, ketika ada jenazah, Nabi itu nggak tanya orang itu sholat atau nggak, tapi tanyanya punya utang atau nggak. Sehingga kalau di kampung-kampung, di mana-mana, kalau ngelepas jenazah kan kalau ada hak adami diambil alih keluarga supaya mayit ini ketemu Allah tanpa ada hak adami," ujar Gus Baha.
Dalam Islam, utang terhadap sesama manusia harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum jenazah dimakamkan. Sebab, jika tidak, hak tersebut akan terus melekat pada orang yang telah meninggal hingga dihisab di akhirat.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Solusi dari Gus Baha Seperti Ini, Dalam Kasus Orang Tua Tidak Sholat
Gus Baha juga mengingatkan bahwa tidak semua solusi yang tampak baik akan berdampak positif bagi umat Islam. Jika fidyah dianggap sebagai jalan keluar, bisa jadi banyak orang akhirnya lebih memilih membayar fidyah daripada menjalankan sholat.
"Jadi nggak semua solusi itu baik, karena takutnya tadi apa? Jadi gerakan tadi. Makanya kita jadi kiai sering bingung. Karena mau fatwa itu ada yang tanya, mau fatwa takutnya tadi. Misalnya kita kan paling umurnya tinggal berapa, dihitung saja per sholat, terus bilang ke anaknya, 'Nak, saya nggak usah sholat, nanti ini aja bayarkan,’ kan jadi ribet," tambahnya.
Oleh karena itu, Gus Baha menegaskan bahwa solusi terbaik bagi keluarga yang ingin membantu orang tua mereka yang tidak pernah sholat bukanlah dengan membayar fidyah, melainkan dengan menyelesaikan hak-hak sesama manusia terlebih dahulu.
Pendekatan ini juga sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad yang lebih mengutamakan penyelesaian utang dan hak adami dibandingkan ibadah pribadi yang telah ditinggalkan oleh seseorang semasa hidupnya.
Selain itu, Gus Baha juga menegaskan bahwa ibadah sholat merupakan bentuk ketaatan langsung kepada Allah yang tidak bisa digantikan oleh orang lain. Sholat adalah kewajiban pribadi yang tidak bisa diwariskan atau ditebus dengan cara apapun.
Dalam pandangan ulama, jika seseorang meninggalkan sholat dengan sengaja, maka dosa tersebut tetap menjadi tanggung jawab pribadinya di hadapan Allah. Orang lain hanya bisa membantu dengan doa dan sedekah atas nama almarhum.
Membayar fidyah untuk sholat yang ditinggalkan memang menjadi perdebatan di kalangan umat Islam. Sebagian ulama membolehkan dalam kondisi tertentu, namun mayoritas sepakat bahwa sholat adalah ibadah yang tidak bisa digantikan dengan harta.
Advertisement
Jangan Sampai Ada Pikiran Sholat Tidak Wajib
Gus Baha juga mengingatkan agar umat Islam tidak mencari-cari cara untuk menggampangkan kewajiban ibadah. Sebab, jika ada celah seperti ini, maka bisa muncul pemikiran di masyarakat bahwa sholat tidak wajib selama ada tebusannya.
Fenomena ini bisa menyebabkan kemunduran dalam praktik ibadah di masyarakat, terutama bagi generasi mendatang yang mungkin lebih memilih membayar fidyah daripada menjalankan sholat secara konsisten.
Sebagai seorang ulama, Gus Baha menyampaikan bahwa Islam bukan agama yang memberikan solusi instan dalam ibadah. Setiap individu harus bertanggung jawab atas kewajibannya sendiri di hadapan Allah.
Meski demikian, Islam tetap memberikan ruang bagi keluarga untuk berbuat baik kepada orang yang telah meninggal dengan cara bersedekah, membayarkan utang mereka, dan mendoakan mereka secara tulus.
Dengan demikian, solusi terbaik bagi keluarga yang ingin membantu orang tua yang tidak pernah sholat adalah dengan memastikan bahwa mereka tidak memiliki tanggungan terhadap sesama manusia.
Sedekah atas nama orang tua juga bisa menjadi salah satu bentuk amal jariyah yang pahalanya terus mengalir meskipun mereka telah meninggal dunia.
Gus Baha berharap agar umat Islam lebih memahami esensi sholat sebagai ibadah wajib yang tidak bisa digantikan dengan cara apapun, termasuk fidyah.
Karena itu, beliau menegaskan bahwa yang paling penting adalah menjaga konsistensi dalam menjalankan sholat sejak hidup, bukan mencari celah untuk menggantikannya setelah meninggal dunia.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
