Proses Identifikasi Korban Zahro Expres Terbantu Foto di Medsos

Anggota tim DVI Hastry mensyukuri orang Indonesia aktif di media sosial, karena bisa membantu dalam proses identifikasi.

oleh Sunariyah diperbarui 07 Jan 2017, 18:12 WIB
Diterbitkan 07 Jan 2017, 18:12 WIB
Sumy Hastry Purwanti, Ahli Forensik Indonesia yang Diakui Dunia
Ketika peristiwa kecelakaan pesawat Malaysia Airlines MH17 terjadi di Ukraina beberapa waktu lalu, Hastry sempat dipanggil ke Belanda untuk membantu proses identifikasi, Jakarta, Kamis (12/3/2015). (Liputan6.com/Faisal R Syam)

Liputan6.com, Jakarta - Tim DVI Mabes Polri telah berhasil mengidentifikasi korban tewas Kapal Zahro Expres. Banyak cerita di balik proses identifikasi itu. Apalagi beberapa korban tewas mengalami luka bakar sampai 100 persen, hingga menyulitkan proses identifikasi.

Salah satu orang yang berada dibalik proses identifikasi jenazah korban KM Zahro Expres adalah ahli forensik Indonesia, AKBP Sumy Hastry Purwanti.

Kepada Liputan6.com yang menghubunginya Hastry mengatakan, menangani langsung proses identifikasi jenazah korban KM Zahro. Menurut Kepala Sub Bidang Kedokteran Polisi (Kasubid Dokpol) Bidang Kedokteran Kesehatan (Biddokes) Polda Jawa Tengah ini, proses identifikasi cepat karena terbantu oleh foto-foto korban di media sosial.

"Enggak ada yang aneh bisa diidentifikasi semua. Kita pakai properti yang melekat pada korban," ujar Hastry saat dihubungi Liputan6.com, Jumat 6 Januari 2017.

Meski beberapa jenazah anggota tubuhnya sudah tidak utuh, ujar Hastry, namun identifikasi dilakukan dengan melihat properti yang menempel di bagian tubuh tersebut.

"Ada yang tinggal kaki pakai gelang kaki, kita cocokan fotonya dengan yang di medsos. Ada yang pakai jilbab, baju Muslim, banyak dibantu dari foto di medsos. Untungnya orang Indonesia narsis di medsos, jadi mudah bagi kita untuk identifikasi," jelas Hastry.

Untuk jenazah yang tidak ada properti melekat, proses identifikasi dilakukan dengan melihat bentuk tubuh, jenis kelamin, tulang, dan gigi. Misalnya saat mengidentifikasi satu jenazah yang kemudian diketahui seorang perempuan karena tengah mengandung.

Dari sekian jenazah yang diidentifikasi, ada satu yang cukup sulit karena kondisi jenazah yang sudah tidak berbentuk. Untuk kasus ini, Tim DVI mengidentifikasi dengan menggunakan DNA.

"Menurut dari gigi usia masih relatif muda, udah enggak berbentuk, properti juga enggak ada," kata Hastry terkait jenazah korban KM Zahro Expres yang akhirnya harus diidentifikasi dengan mencocokan DNA.

Hastry sendiri mengaku tidak ada hal luar biasa dalam proses identifikasi jenazah korban KM Zahro Expres. Dia menyebutnya proses identifikasinya mirip dengan identifikasi korban pesawat Sukhoi yang menabrak Gunung Salak dan korban pesawat Malaysia Air MH17.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya