Liputan6.com, Jakarta - Joko alias Soleh, pria 32 tahun itu blak-blakan menceritakan motif di balik pembunuhan Sumarminah, Warga Bukit Cengkeh Berbunga, Masjid Darussalam No 1, Kelurahan Bakti Jaya, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok.
Tindakan sadis Joko ternyata lantaran dirinya sudah terlanjur kalap dengan sifat nenek berusia 65 tahun itu. Sebab selama hampir lima tahun Sumarminah tidak pernah beritikad baik membayar utang-utangnya.
Baca Juga
Joko bercerita, perkenalannya dengan Sumarminah sudah terjalin sejak lama, dia pun menganggap Sumarminah sebagai keluarganya sendiri. Lantas, saat usaha funiture Sumarminah gulung tikar, Joko pun memberikan pinjampan uang.
Advertisement
"Saya percaya karena sudah kenal lama sama dia, apalagi dia sudah tua, jadi enggak mungkin dia bohongin saya," ucap Joko kepada Liputan6.com, Selasa 10 Januari 2017.
Pada 2012, awal mula kasus utang pituang itu dimulai. Mulanya, saat Sumarminah meminjam Rp 30 juta, akan tetapi hutangnya terus bertambah. Menurut dia, jika diakumulasikan hutangnya mencapai Rp 200 juta.
"Dia hutang awalnya Rp 30 juta buat usaha mebel. Janji sebulan, tapi enggak dibayar juga sampai hutang lagi kedua, Rp 40 juta, dan ketiga Rp 55 juta. Totalnya, Rp 140 jutaan, sama bunga jadi Rp 200 juta. Kenapa besar? Karena bunganya sudah empat tahun tidak dibayar," Joko membeberkan.
Joko pun mulai bingung. Sebab duit yang dipinjamkan ke Sumarminah bukanlah uang pribadi, melainkan uang hasil pinjaman ke kerabat serta rentenir dengan jaminan surat tanah. Alhasil, rumah serta empang milik Joko kini telah tergadai, untuk membayar sebagian pinjaman tersebut.
"Rumah, empang saya jual untuk bayar hutang-hutang saya ke orang lain. Sekarang sisa hutang saya sekitar Rp 80 juta yang belum dibayar," kata Joko.
Ritual Seks
Setelah berkali-kali menagih utang kepada Sumarminah, Joko pun memberikan solusi agar persoalan utang piutangnya segera terselesaikan. Joko mengajak Sumarminah melakukan ritual ke kawasan Gunung Kapur, Kampung Bulak RT 01 RW 10, Desa Leuweung Kolot, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Kebetulan Sumarminah pernah berkunjung ke tempat tersebut, untuk melakukan ritual dan merasakan manfaatnya.
"Orang-orang tahu kalau ke sana itu biar lancar rezekinya. Ritual tidak pernah kasih duit secara langsung, tapi tetap harus melewati usaha," ucap Joko.
Joko kemudian menjanjikan akan ritual pada 26 Desember 2016. Sesampainya di sana, Sumarminah memilih ritual singkat, tapi syaratnya, harus melakukan hubungan layaknya suami-istri.
"Ritualnya kalau jalan pintas harus melakukan hubungan layaknya suami istri," kata dia.
Namun, usai melakukan hubungan intim, Joko kembali mengingatkan tentang utang Sumarminah yang membuat kehidupannya hancur. Joko lalu mencoba mengirim pesan kepada keluarga Sumarminah.
Rupanya, anak Sumarminah, yang kala itu membalas pesan singkat tersebut, tidak memberikan jawaban yang memuaskan bagi Joko. Dari situlah terlintas pikiran untuk membunuh Sumarminah.
"Isi SMS saya minta agar utang Rp 10 juta dibayar. Ternyata enggak ada jawaban, akhirnya saya gelap. Pikiran enggak mau ritual dan cari kayu buat pukul dia," Joko mengakhiri.
Sementara, Kasubag Humas Polresta Depok Ajun Komisaris Firdaus mengatakan, Sumarminah bersama Joko sudah saling mengenal sejak enam tahun lalu. Perkenalan keduanya saat mereka memiliki rekanan yang sama, yaitu seorang lurah. Dari situlah keduanya sering bertemu.
"Korban menawarkan untuk berinvestasi di usaha furniture miliknya. Tapi sayangnya usaha bangkrut," ucap Firdaus.
Firdaus menambahkan, Sumarminah pergi ke Gunung Kapur untuk menjalankan ritual gaib untuk memperlancar rejekinya. "Tujuan untuk mempermudahkan rezeki, memang kata tersangka tidak langsung turun, tapi melalui usaha," Firdaus menandaskan.