Kapolri Beberkan Temuan Awal Penyelundupan Senjata di Sudan

Malam ini Polri kirim tim bantuan hukum ke Sudan untuk berkoordinasi dengan PBB dan otoritas Sudan.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 25 Jan 2017, 13:57 WIB
Diterbitkan 25 Jan 2017, 13:57 WIB
pembaretan-pbb-3-131105b.jpg
Dansatgas FPU Indonesia VI AKBP Bambang Wijanarko memberikan arahan pada pasukan FPU sebelum tradisi pembaretan (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Kapolri Jenderal Tito Karnavian angkat bicara soal dugaan penyelundupan senjata api yang dilakukan personelnya yang betugas untuk misi PBB di Sudan. Dia optimistis Polri tidak terlibat penyelundupan tersebut.

"Dari hasil investigasi awal kita, baik dari kedutaan mauoun dari laporan anggota yang ada di sana, itu menunjukan bahwa ada indikasi yang kuat bahwa 10 koper itu bukan milik kontingan FPU (Formed Police Unit)," kata Jenderal Tito usai membuka Rapat Pimpinan Polri, di Auditorium PTIK Jakarta, Rabu (25/1/2016).

Indikasi tersebut, Tito menjelaskan, adalah 141 koli yang dibawa kontingen Indonesia dan dibawa pada tanggal 19 Januari 2017 sudah masuk dalam kontainer.

"Sesampainya di bandara tanggal 21 (Januari) tim kita diminta untuk berangkat ke bandara dan kontainer dihitung. Termasuk isinya tetap sama 141 (koli)," Tito menerangkan.

Setiap barang-barang yang keluar-masuk bandara tentunya melalui pemeriksaan x-ray. Termasuk saat barang-barang kontingen Indonesia hendak menuju ruang tunggu. Saat itu, sudah ada 30 koper yang masuk ke ruang tunggu.

"10 meter dari tempat itu ada tumpukan koper tanpa identitas dan jenisnya beda dengan milik Polri. Itu (ruang tunggu) adalah tempat umum," kata Tito.

Petugas bandara lalu menanyakan pemilik 10 koper tersebut. Kontingen Indonesia menjawab tidak mengetahuinya. Petugas bandara setempat lalu memeriksa 10 koper tersebut. Hasilnya, ditemukan hampir 100 senjata berbagai macam laras, panjang dan pendek, serta ratusan amunisi.

"Petugas kita menyangkal dengan keras bukan milik kita, karena jumlah kita 141 dan tempatnya beda dengan tumpukan yang baru masuk 30 koper. Yang itu sudah duluan di situ," Tito membeberkan.

Tito mempertanyakan kepentingan amunisi bila dibawa kontingan Indonesia. Sebab, persediaan amunisi di Indonesia sangat cukup dan tersedia mulai dari beragam kaliber.

"Apalagi kita punya Pindad, perusahaan sendiri, tidak perlu amunisi. Sehingga kecil kemungkinan itu milik FPU kita. Kita belum tahu motif apa yang terjadi. Yang pasti kita kirim tim malam ini. memberikan bantuan hukum berkoordinasi dengan pemerintah setempat, dengan PBB dan orotitas Sudan," kata Tito.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya