Liputan6.com, Jakarta Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma'ruf Amin mengaku sudah ikhlas dan memaafkan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Hal tersebut diungkapkan saat Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan dan Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Iriawan menyambanginya.
Namun, Ma'ruf menolak anggapan kedatangan Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan dan Kapolda Metro Jaya serta jajarannya, terkait pernyataan Ahok usai persidangan.
"Beliau (kapolda) itu mengunjungi saya untuk silaturahmi. Saya merasa syukur dan bahagia. Pak Luhut ya silaturahim juga. Enggak ada kaitannya (dengan Ahok), jangan dikait-kaitkan. Ini biasa saja. Silaturahim saja. Saya ditengok, saya kan orangtua. Jadi ditengokin oleh beliau-beliau ini," kata Ma'ruf usai menerima kunjungan keduanya, Jakarta Utara, Rabu 1 Februari 2017 malam.
Advertisement
Dia mengungkapkan, selain silaturahmi, keduanya menyampaikan kondisi terkini Ibu Kota. Dalam perbincangan singkat tersebut, kapolda dan Menko Luhut mengimbau umat agar tidak mudah terprovokasi dan tetap tenang.
"Melaporkan keadaan, menyampaikan informasi baik-baik saja. Alhamdulillah, keadaan memang tidak boleh dirusak, dan beliau (Menko Luhut) tentu mengajak kita sama-sama untuk menjaga situasi Ibu Kota, khususnya dan nasional," ujar tokoh NU itu.
Luhut mengatakan, tidak ada persoalan khusus yang dibahas bersama Ma'ruf dan Kapolda Metro Jaya.
"Ketemu teman lama seperti dulu ke ulama Gus Dur. Saya datang silaturahmi ke mari. Tidak ada pembahasan. Kan cuma berapa menit tadi. Itu tadi Kapolda yang lagi ngobrol," tutur Luhut.
Situasi Ibu Kota
Pada kesempatan yang sama, Kapolda Metro Jaya mengaku lebih banyak berbincang soal perekonomian Tanah Air. Di mana, Jakarta masih jadi daya tarik tersendiri bagi investor asing.
"Kami barusan menyampaikan bahwa banyak investor masuk menanamkan investasinya. Berarti tertarik sekali kalau investor menanamkan investasinya di Jakarta secara khusus, dan Indonesia umumnya," kata Iriawan.
Namun, dia membantah jika pertemuan malam tadi lantaran buntut dari pernyataan Ahok.
"Kemudian saya sampaikan juga situasi di Ibu Kota. Pak Pangdam tadi sekalian sampaikan keadaan Ibu Kota. Tidak ada ya (kaitan dengan Ahok). Tadi kan pak kiai bicara tidak ada juga," Iriawan menandaskan.
Sebelumnya, penasihat hukum Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengaitkan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma'ruf Amin dengan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Penasihat hukum Ahok, Humphrey Djemat, mengklaim, memiliki bukti kuat terkait keterikatan Ma'ruf dengan SBY. Ma'ruf adalah mantan anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) saat SBY memimpin.
KH Ma'ruf Amin sendiri sudah ikhlas dan menerima permintaan maaf Ahok kemarin. Rais 'Aam PBNU itu mengimbau kepada umat Islam, khususnya warga NU agar tenang dan tidak terprovokasi.