PBNU: Jangan Sampai Perbedaan Politik Merusak Kebhinekaan

Masdar meminta agar nantinya masyarakat dapat menerima siapapun yang nantinya terpilih di Pilkada DKI.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 02 Feb 2017, 18:35 WIB
Diterbitkan 02 Feb 2017, 18:35 WIB
Rais Syuriah PBNU MAsdar Farid Mas'udi
Rais Syuriah PBNU Masdar Farid Mas'udi

Liputan6.com, Jakarta - Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Masdar Farid Mas'udi, menilai konflik antar kubu pasangan calon di Pilkada DKI Jakarta sudah mengkhawatirkan. Ia pun meminta agar seluruh pihak menahan diri dan menerima hasil Pilkada pada 15 Februari mendatang.

"Memang kita cemas dengan kondisi saat ini. Persoalan etnik, agama, suku yang saat ini semakin digoreng, semakin mengkhawatirkan," ujar Masdar dalam wawancara khusus di SCTV Tower, Senayan, Kamis (2/2/2017).

Dia berharap, perbedaan pilihan dan pandangan politik dalam memilih pemimpin di Jakarta tidak merusak kebhinekaan yang selama ini telah terjaga dengan baik.

"Jangan sampai karena perbedaan politik dalam memilih pemimpin, merusak kebhinekaan. Jabatan gubernur sejatinya merupakan kehendak Allah SWT, manusia hanya sebatas berusaha dan berharap," ucap Wakil Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) itu.

Masdar pun meminta agar nantinya masyarakat dapat menerima siapapun yang nantinya terpilih di Pilkada DKI.

"Segala yang berkaitan dengan kekuasaan, itu ada intervensi langit. Kita ingat zaman saat Gus Dur terpilih, siapa bisa menyangka, dia tidak bisa melihat, tapi akhirnya jadi (presiden RI). Allah pemilik kekuasaan. Dia berhak menghendaki kepada siapa kekuasaan diberikan," Masdar menandaskan.

Pilkada DKI 2017 akan diikuti tiga pasangan. Yaitu, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok-Djarot Saiful Hidayat, dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.

Debat terakhir akan digelar Jumat 10 Februari 2017. Sementara itu, masa tenang berlangsung pada 12-14 Februari 2017.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya