Liputan6.com, Jakarta - Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) menyatakan, aksi 5 Mei jadi penutup sejumlah aksi bela Islam yang sebelumnya telah dilakukan beberapa kali.
Wakil Ketua GNPF-MUI Zaitun Rasmin menyatakan, tidak akan ada lagi upaya pengerahan massa turun ke jalan terkait kasus penodaan agama yang menjerat Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
"Aksi 55 ini sebagai penutup aksi-aksi bela Islam kita. GNPF tidak rencanakan aksi lagi. Kita harap ini tuntutan kita terakhir," tutur Wakil Ketua GNPF-MUI Zaitun Rasmin di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Jumat (5/5/2017).
Advertisement
Zaitun meyakinkan massa aksi 5 Mei bahwa perwakilan GNPF telah banyak berkomunikasi dan menyampaikan aspirasi kepada pemegang kekuasaan.
"Semua upaya kita lakukan. Kita dialog sampai kepada Bapak Wakil Presiden. GNPF sudah diterima secara resmi. Memang ke Presiden tak langsung diterima, Tapi Bapak Presiden telah datang langsung ke Monas pada aksi bela Islam ke-3. Ini tandanya aspirasi kita telah didengar," jelas dia.
"Kita terus berjuang dengan doa kita. Ini adalah aksi puncak kita. Kita yakin bahwa doa-doa kita akan didengar," Zaitun menandaskan.