Liputan6.com, Bogor - Sejak Jembatan Cipamingkis ambles, aktivitas warga Kecamatan Jonggol dan Cariu, Kabupaten Bogor, terganggu.
Mereka harus memutar arah menggunakan jalur alternatif untuk menuju kecamatan lain di wilayah Timur Kabupaten Bogor itu.
Baca Juga
Jembatan darurat yang terbuat dari bambu itu, hanya bisa dilewati pejalan kaki dan kendaraan roda dua, itu pun jumlahnya dibatasi.
Advertisement
Sementara jalan desa yang dijadikan jalan alternatif, kini kondisinya rusak parah akibat sering dilalui minibus hingga truk.
Warga mengaku sudah mengadu ke kepala daerah saat Bupati Bogor Nurhayanti meninjau Jembatan Cipamingkis yang ambles beberapa minggu lalu. Bahkan bupati pun berjanji akan segera memperbaiki ruas jalan Weninggalih-Cibarusah itu.
"Tapi sampai sekarang belum ada tanda-tanda akan diperbaiki," ujar Ade Komala, warga Desa Weninggalih, Jonggol.
Warga pun mengaku akan memblokir ruas jalan tersebut jika pemerintah daerah tidak segera memperbaiki jalan yang kini berupa tanah.
"Kami sepakat, jika sampai hari Minggu besok tidak juga diperbaiki, kami akan blokir," ancam dia.
Camat Jonggol Beben Suhendar membenarkan akan ada aksi pemblokiran jalan alternatif oleh warga Desa Weninggalih dan Sirnagalih.
Aksi tersebut dipicu karena pemerintah daerah tak kunjung memperbaiki jalan alternatif Weninggalih-Cibarusah yang sempat dijanjikan bupati dua minggu lalu.
"Aktivitas warga sangat terganggu karena jalan sempit. Apalagi kalau ada truk terperosok seperti tadi siang membuat kemacetan parah," ucap dia.
Awalnya, jalan sepanjang 2,9 kilometer itu merupakan jalan desa yang dibangun melalui dana desa. Semenjak jembatan ambles, jalan tersebut kemudian dijadikan jalur alternatif oleh warga Kecamatan Jonggol, Cariu, dan Tanjungsari untuk menuju Kecamatan Cileungsi maupun Gunungputri.
"Memang ada jalur lain, tapi jaraknya sangat jauh. Ke Cileungsi harus lewat Karawang," kata Beben.