JK: Radikalisme dan Intoleransi di Indonesia karena Unsur Politik

Untuk menangkal ancaman radikal dan intoleran, Jusuf Kalla berharap masyarakat menggunakan masjid untuk menebar kedamaian.

oleh Windy Phagta diperbarui 13 Mei 2017, 16:01 WIB
Diterbitkan 13 Mei 2017, 16:01 WIB
Wakil Presiden Yusuf Kalla meresmikan wajah baru Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh
Wakil Presiden Yusuf Kalla meresmikan wajah baru Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh (Liputan6.com/Windy Phagta)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Yusuf Kalla menyebutkan, ancaman radikalisme dan intoleransi yang akhir-akhir ini terjadi di Indonesia karena adanya unsur politik.

Oleh karena itu untuk menangkal ancaman radikal dan intoleran, Jusuf Kalla berharap masyarakat menggunakan masjid untuk menebar kedamaian.

"Untuk itulah masjid berfungsi bagaimana masjid itu memberikan kedamaian, bagaimana dakwah itu lebih damai, menuju persatuan, ini hanya sesaat, ada unsur-unsur politiknya pasti ya," ujar Jusuf Kalla usai meresmikan wajah baru Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, Sabtu (13/5/2017).

Peresmian wajah baru Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh berupa landscape, infrastruktur, dan payung menyerupai yang ada di Masjid Nabawi.

Jusuf Kalla yang juga ketua Dewan Masjid Indonesia itu menyebutkan, Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh merupakan ikon kedua di Indonesia.

"Masjid raya ini ikon kedua Indonesia. Kalau di Jakarta ada Monas, kalau datang ke Aceh pasti yang dikenal masjid rayanya," ujar Wakil Presiden.

Seiring pembangunan Masjid Raya Baiturrahman tersebut, Jusuf Kalla juga berharap masyarakat menjadikan masjid tempat beribadah dan pendidikan peradaban Islam.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya