Curhat Anak JK Soal Isu SARA yang Menyerang Sang Ayah

Chairani menampik anggapan pihak tertentu yang menyebut ayahnya, Jusuf Kalla intoleran terhadap suku atau agama tertentu.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 18 Mei 2017, 15:53 WIB
Diterbitkan 18 Mei 2017, 15:53 WIB
[Bintang] Chairani Kalla
Chairani Kalla. Foto: Instagram (@chairanijk)

Liputan6.com, Jakarta - Chairani Kalla, putri kandung Wakil Presiden Jusuf Kalla menumpahkan curahan hatinya terkait dengan maraknya tudingan negatif yang mengarah kepada ayahnya, terutama soal isu yang mengaitkan JK dengan isu SARA dan toleransi.

Dalam akun instagramnya, @Chairanijk, Chairani justru membanggakan sosok sang ayah sebagai orang yang berani mengambil sikap dan jauh dari pencitraan.

"Ia dikenal sebagai salah satu pejabat yg tidak takut pada siapapun, bahkan sebagian orang menganggapnya terlalu berani dalam bertindak atau berucap. Makanya banyak juga yang tidak suka dengannya karena sikap terlalu beraninya itu," tulis Chairani dalam akun instagramnya.

Terkait dengan tudingan bermuatan SARA yang menyerang JK, istri dari Marah Langit C Noer ini menjawabnya dengan sebuah cerita masa lalu JK yang menjadikan rumahnya sebagai tempat persembunyian keluarga keturunan Tionghoa karena diburu masyarakat yang terprovokasi isu SARA.

Chairani juga sempat mempertanyakan kepada JK mengapa tidak pernah mengklarifikasi berbagai isu negatif yang diarahkan kepadanya.

 

A post shared by Chairani Jusuf Kalla (@chairanijk) on



Berikut curhat Chairani dalam postingan akun instagramnya, @chairanijk:

Ya ini ayah saya, yang juga kebetulan Wakil Presiden RI. Orang yang paling saya banggakan di dunia ini. Mungkin sebagian orang yang membaca ini akan berpikir "ya jelas lah dibanggakan, namanya juga ayah sendiri".

Ayah saya adalah sosok pemberani. Ia dikenal sebagai salah satu pejabat yg tidak takut pada siapapun, bahkan sebagian orang menganggapnya terlalu berani dalam bertindak atau berucap. Makanya banyak juga yang tidak suka dengannya karena sikap terlalu beraninya itu. Beliau juga tidak suka berbasa basi, dan tidak suka pencitraan.

Apapun yang menurutnya benar untuk kepentingan negara ini, akan disampaikannya ke publik, tanpa takut akan ada segelintir golongan yang tidak suka kepadanya. Kalimat2 yang pernah diucapkannya sering dipelintir oleh orang orang yang tidak menyukainya.

Contohnya saat ini Ia sedang banyak diserang oleh fitnah mengenai dirinya yang katanya tidak toleransi terhadap umat beragama. Baru baru ini yang paling parah adalah, ada yang memfitnah dirinya semasa muda pernah membakar gereja. Astagfirullah.

Kenapa ya ada sekelompok orang yang tega membuat2 berita seperti itu? Justru yang paling menempel di ingatan saya adalah sewaktu timbul kerusuhan pembantaian keturunan Tionghoa di Makassar tahun 1997 silam, Ayah saya mempersilahkan rumah kami di Makassar dijadikan sebagai tempat persembunyian para tetangga kami yang kebetulan mayoritas keturunan Tionghoa.

Saya menyaksikan sendiri ketika tetangga kami diam2 masuk bersembunyi dirumah kami karena ketakutan akan diganyang oleh masyarakat.

Beberapa kali saya minta Ayah saya untuk mengklarifikasi fitnah2 yang menerpanya. Karena tidak sedikit juga yang berani menjapri atau me-mention saya di sosial media yang isinya mencaci maki Ayah saya. Tapi Ia cuma tersenyum "Buat apa? Tidak usah lah kau baca berita2 palsu itu" Katanya. "Alhamdulillah kalau kita difitnah, berarti orang orang yang memfitnah itu sedang menanam ladang pahala untuk kita panen di akhirat nanti".

Oh iya, betul juga ya... Alhamdulillah. Terima kasih untuk para pemfitnah dan para penyebar berita hoax atas transferan pahalanya untuk Ayah saya".

Barakallahu fii umrik Papa, orang yang paling saya banggakan di dunia ini. 

Tag Terkait

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya