Liputan6.com, Jakarta - Alumni Aksi 212 akan menggelar aksi untuk mendukung pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab. Kapolda Metro Jaya Irjen M Iriawan pun menanggapi rencana Aksi Bela Ulama pada 9 Juni 2017 di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, usai salat Jumat itu.
Iriawan berharap niat tersebut dibatalkan. Menurut dia, tidak ada gunanya melakukan unjuk rasa seperti yang dilakukan sebelumnya.
"Untuk apa lagi aksi? Enggak usah lah," tutur Iriawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis (8/6/2017).
Advertisement
Menurut dia, jika kegiatan itu untuk mengintervensi penyidikan kasus dugaan chat seks yang menjerat pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab, maka sebaiknya dihentikan. Sebab, di mata hukum, Rizieq tetap harus memberikan keterangan kepada penyidik.
"Untuk apa juga (aksi)? Peristiwa ada. Mau dikekang seperti apa pun, pemerintah tak takut. Saya diancam, dikekang, enggak masalah. Hukum sudah ditegakkan," ujar Iriawan.
Dia kembali menegaskan tidak ada unsur kriminalisasi ulama dari kasus Rizieq Shihab tersebut. Bahkan, Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Ketua Umum Muhammadiyah Din Syamsudin juga menyatakan hal yang sama.
"Terlalu naif loh kalau kriminalisasi. Enggak gampang loh. Itu saksinya saja ada 52, ahli 26. Bagaimana mau menyebut kriminalisasi dan membuat pidana?" beber Iriawan.
Sementara itu, Iriawan telah mengonfirmasi ke pihak Masjid Istiqlal, tidak akan ada izin untuk aksi ini. Dia menyarankan masyarakat memperbanyak ibadah selama Ramadan, dibanding harus berunjuk rasa dan mematikan produktivitas penduduk Jakarta lainnya.
"Tadarusan saja, doa-doa saja semoga situasi tertib, pangan banyak, rakyat juga sejahtera. Itu saja doakan," Iriawan menandaskan.