Megawati: Nama Soekarno Tak Akan Tenggelam Dalam Sejarah Bangsa

Megawati Soekarnoputri mengatakan setelah Presiden Soekarno dilengserkan, ada perubahan yang sangat luar biasa dalam perjalanan bangsa.

oleh nofie tessar diperbarui 22 Jun 2017, 14:06 WIB
Diterbitkan 22 Jun 2017, 14:06 WIB
Megawati: Nama Soekarno Tak Akan Tenggelam Dalam Sejarah Bangsa
Megawati Soekarnoputri mengatakan setelah Presiden Soekarno dilengserkan, ada perubahan yang sangat luar biasa dalam perjalanan bangsa.

Liputan6.com, Jakarta Saat menjadi keynote speech dalam acara Peringatan Haul Bung Karno ke-47 dan Peluncuran Buku Bung Karno, Islam, dan Pancasila, di Gedung Nusantara IV, Komplek Gedung MPR/DPR/DPD, Jakarta, 21 Juni 2017, Presiden ke-5 Indonesia Megawati Soekarnoputri mengatakan setelah Presiden Soekarno dilengserkan, ada perubahan yang sangat luar biasa dalam perjalanan bangsa.

Sejak tahun 1967 hingga 1993, menurut Megawati, terjadi deSoekarnoisasi. "Secara politik yang berbau Soekarno ditenggelamkan," ujarnya. Akibat yang demikian polemik tentang Soekarno dan Pidato Bung Karno 1 Juni 1945 terjadi selama puluhan tahun.

Diungkapkan Megawati, dirinya mempunyai pengalaman saat diundang menjadi pembicara di Sesko ABRI di Bandung, Jawa Barat, tahun 1993. Dalam seminar itu ada seorang perwira yang menanyakan, apakah Soekarno seorang pengkhianat.

Pertanyaan tersebut dijawab Megawati dengan mengatakan, "saya bersumpah Bung Karno bukan pengkhianat," ujarnya. Selanjutnya ia mengatakan, nama Soekarno tidak akan tenggelam dalam sejarah bangsa. Bahkan dikatakan, Soekarno menjadi milik dunia. Disebut KAA tahun 1955 dan Gerakan Non Block merupakan karya Bung Karno. "Di PBB, KAA menjadi heritage of the world," papar Megawati.

Megawati dalam kesempatan itu bersyukur dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo, 1 Juni ditetapkan sebagai Hari Lahir Pancasila. Dirinya bersyukur sebab keinginan untuk menjadikan 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila menjadi kenyataan.

Soal buku karya Ketua Fraksi PDIP di MPR, Ahmad Basarah, Megawati mengatakan buku yang berjudul Bung Karno, Islam, dan Pancasila, merupakan disertasi ilmiah. "Sehingga soal Bung Karno bukan omong kosong," ujarnya.


(*)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya