Mensos Ingatkan Bahaya Narkoba yang Mulai Menyasar Pesantren

Menurut Mensos, terorisme sekarang tidak hanya berbentuk teroris, tetapi juga narkoba dan gerakan radikal.

oleh Liputan6.com diperbarui 31 Jul 2017, 08:30 WIB
Diterbitkan 31 Jul 2017, 08:30 WIB
20160628-Mensos-Khofifah-Indar-Parawansa
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa meminta ulama mewaspadai narkoba yang mulai masuk pesantren dengan dalih sebagai vitamin yang membuat santri atau ulama bisa tahan lama berzikir.

"Ada seorang kiai yang memperoleh narkoba tetapi diberitahu bahwa narkoba itu vitamin yang manfaatnya bisa kuat untuk berzikir lama, juga kegiatan lainnya," kata Khofifah di Ponpes Abu Darrin Bojonegoro, Jawa Timur, Minggu 30 Juli 2017.

Pada awalnya narkoba itu gratis, tetapi setelah beberapa kali kiai di pesantren itu harus membelinya. "Satu, dua, tiga kali gratis. Yang keempat ya harus beli," kata Khofifah.

Ia menyebutkan, belanja masyarakat untuk narkoba mencapai Rp 72 triliun. "Coba kita hitung biaya masyarakat membeli narkoba itu jadi berapa kalau dimanfaatkan untuk membangun pondok pesantren," ujar Khofifah seperti dikutip Antara.

Pada bagian lain Mensos meminta orangtua untuk memperhatikan anaknya ketika di rumah. Meskipun berdekatan bisa jadi anak-anak bermain-main dengan telepon pintar dan mengelana melihat kehidupan di berbagai negara di dunia tanpa batasan.

Menurut Mensos, terorisme sekarang tidak hanya berbentuk teroris, tetapi juga narkoba dan gerakan radikal. Ia memberikan gambaran anak yang ada di rumah bisa merakit bom dengan hanya belajar di internet dan dipandu seseorang yang tidak diketahui.

"Belajar merakit bom sekarang tidak harus ketemu orangnya, tetapi bisa melalui internet," kata Khofifah dalam upacara pengukuhan Laskar Anti Narkoba Ponpes Abu Darrin yang dihadiri sekitar 10.000 Muslimat NU.


Saksikan video menarik di bawah ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya