Kapolri Imbau Pencegahan Kebakaran Hutan Diprioritaskan

Menurut Tito, penanganan kebakaran tidak cukup hanya dilakukan pemadaman menggunakan water booming dan penjinakan api di permukaan.

oleh Rajana K diperbarui 10 Agu 2017, 07:18 WIB
Diterbitkan 10 Agu 2017, 07:18 WIB
Kebakaran Hutan dan Lahan
Kapolri Jenderal Tito Karnavian. (Liputan6.com)

Liputan6.com, Palangka Raya - Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian mengimbau agar pencegahan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), lebih diutamakan dan diprioritaskan. Kata Tito, bila sudah terjadi kebakaran hutan dan lahan di lahan gambut sulit dipadamkan, karena hanya ada dua penanganan, hujan dan kanalisasi.

"Untuk itu, sejumlah provinsi saat ini sudah menaikkan status daerahnya menjadi siaga darurat bencana kebakaran hutan dan lahan, agar dana untuk pencegahan bisa dipakai dan tidak menyalahi penggunaan anggaran," kata Tito saat kunjungan ke Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Rabu, 9 Agusus 2017.

Menurut Kapolri, sejumlah daerah sudah terbakar seperti Aceh Sumatera Selatan dan Kalimantan Barat. Kemudian ditambah lagi daerah baru yakni NTT dan Papua.

"Oleh karena pemerintah daerah bisa menetapkan status siaga darurat, agar dananya bisa keluar untuk pencegahan," ujar dia.

Selama ini, kata Tito, status siaga darurat baru diumumkan kalau sudah terjadi kebakaran hutan dan lahan, karena takut diperiksa Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

"Tidak mau keluar uang, maka terbakarlah lahan itu. Sudah terbakar baru yang dipakai dan itu tidak ada gunanya lagi. Oleh karena itu, pencegahan lebih penting," dia menegaskan.

Menurut Tito, penanganan kebakaran tidak cukup hanya dilakukan pemadaman menggunakan water booming dan penjinakan api di permukaan.

"Prinsipnya lahan gambut jangan sampai terbakar untuk bisa membuat itu. Langkah pencegahanlah yang paling utama," ujar dia.

Di antara contoh pencegahan karhutla, kata Tito, masyarakat yang biasanya membakar menggunakan hak ulayat mereka dua hektare, harus disosialisasikan supaya mereka tidak membakar.

"Dan ini harus dikompensasi oleh Pemda, supaya mereka dibantu membuka lahan tanpa membakar," ujar dia.

Kapolri mengatakan, kecepatan untuk mematikan api bila terjadi karhutla (quick respons) juga menjadi penting dalam penanganan karhutla.

Polda Kalimantan Tengah kini sudah menggunakan aplikasi dengan Android, untuk mengetahui lebih cepat di mana titik api berada. Karena itu, Kapolda bisa menginstruksikan pada Polres terkait.

"Untuk Kalteng saat ini masih cukup tenang, karena titik api tidak banyak. Kedua, hujan relatif masih ada dan kesiapan tim juga ada, mudah-mudahan hujan hingga Desember nanti dan masuk musim hujan lagi," Kapolri menandaskan.

 

Saksikan video menarik berikut ini:

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya